Sukses

Militer Mesir Tolak Pengembalian Kekuasaan

Penguasa sementara Mesir yang dipegang Dewan Agung Angkatan Bersenjata (SCAF) menolak menyerahkan kekuasaan sebelum hasil pemilu Mesir keluar secara resmi.

Liputan6.com, Kairo: Penguasa sementara Mesir yang dipegang Dewan Agung Angkatan Bersenjata (SCAF) menolak menyerahkan kekuasaan sebelum hasil pemilu Mesir keluar secara resmi. SCAF beranggapan jika Ikhwanul Muslimin yang mengklaim memenangi pemilihan presiden justru meningkatkan ketegangan.

Sebelumnya, Ikhwanul Muslimin klaim kandidat presidennya, Mohammed Mursi, mengungguli rivalnya, Ahmed Shafiq, setelah sekitar 81 persen suara pemilih dalam Pemilu Presiden Mesir dihitung. Klaim ini disampaikan setelah para pemantau pemilu Ikhwanul Muslimin yang tersebar di seluruh Mesir mengamati perhitungan dan menyampaikan laporannya [baca: Ikhwanul Muslimin Klaim Menangi Pilpres].

"Mengumumkan hasil pemilihan presiden lebih dini sebelum pernyataan resmi itu tidak adil. Hal itu merupakan salah satu alasan utama di balik perpecahan dan kebingungan di kancah politik," kata Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) dalam sebuah pernyataan.

Dewan militer juga mengatakan deklarasi konstitusionalnya adalah sebuah kebutuhan untuk menjalankan urusan negara selama  masa kritis. Dewan militer menekankan objektivitas dan netralitas terhadap semua kekuatan politik.

Hasil pemilihan presiden Mesir  yang pertama kali dilakukan pascajatuhnya Hosni Mubarak belum memberikan hasil. Akibatnya, situasi di negara tersebut menjadi tegang dan mencekam. Rakyat Mesir merasa kesal dan kembali melakukan unjuk rasa agar hasil pemilu Mesir menjadi jelas.(DES/ANS/ZeeNews)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.