Sukses

Waspada Sampo Palsu

Tingginya kebutuhan terhadap produk kecantikan rambut membuat sejumlah pengusaha nakal berbuat curang. Mereka memproduksi sampo aspal atau asli tapi palsu, yang dibuat dari bahan-bahan berbahaya.

LIputan6.com, Jakarta: Jika berbicara soal kesehatan dan kecantikan rambut di era modern, maka penggunaan cairan atau krim pembersih rambut terasa amat penting. Faktor polusi udara, stres, penggunaan bahan kimia pada rambut, seperti minyak rambut, hair spray dan lainnya membuat kesehatan rambut dan kulit kepala terancam.

Hal ini bisa menjadi persoalan krusial bagi sebagian orang, terlebih wanita yang menganggap rambut sebagai mahkota. Karena itu, tak heran berbagai jenis pemeliharaan dan perawatan rambut pun bermunculan.

Peluang ini direspon positif pengusaha yang bergerak dibidang perawatan rambut. Pasar sampo berkembang dengan munculnya berbagai merek dan varian sampo dengan harga beragam. Namun, tingginya kebutuhan terhadap sampo juga memancing sejumlah pengusaha nakal. Celah yang diintip apalagi kalau bukan memproduksi sampo aspal alias asli tapi palsu. Kemasannya asli tapi isi samponya oplosan alias palsu.

Berbekal informasi dari berbagai sumber penyelidikan dimulai di kawasan Jawa Barat. Sampo yang diduga palsu ini ternyata dibuat dengan skala rumahan.

Si pembuat sampo ternyata sudah beraksi sejak 2007 silam. Bahan utama pembuatan sampo adalah bahan kimia Texafon. Ini adalah bahan kimia yang berfungsi mirip deterjen atau pembersih dengan bentuk kenyal seperti agar-agar. Texafon dipakai para produsen sampo resmi karena sifatnya mengangkat lemak dan kotoran dari kulit tubuh. 

Selain Texafon dengan takaran tanpa standar bahan kimia campuran lainya, seperti bubuk pengental, garam, pewarna juga pewangi essens serta berbagai jenis aroma digunakan. Ramuan bahan bahan ini disulap menjadi sampo.

Pembuat sampo rumahan ini tentu saja ngeri jika harus  bersaing dengan merek ternama. Jalan pintas curang akhirnya yang dipilih. Sampo buatan pengusaha nakal ini dikemas dengan botol bekas sampo bermerek yang populer. Tujuannya, agar calon pembeli terkecoh mengira sampo rumahan ini asli merek terkenal.

Sampo aspal yang diproduksi sejak 2007 berkapasitas produksi cukup besar. Sehari bisa dibuat 50 sampai 100 botol sampo, itu belum termasuk pesanan. Biaya produksi sampo yang rendah itu pun menghasilkan keuntungan yang sangat menggiurkan.

Langkah pengemasan produk perawatan kesehatan dan kecantikan rambut sudah dilakukan, barang pun siap didistribusikan. Layaknya sebuah bisnis sang pembuat sampo aspal tidak sendirian, ia berpartner dalam memasarkan. Sasarannya, selain perorangan, warung dan toko kecil di pasar tradisional menjadi para pelanggannya. Tentu saja mereka tidak tahu sampo yang mereka beli produk palsu. Produk sampo aspal ini dilego dengan harga yang sangat bersahabat hanya berkisar tiga ribu sampai enam ribu rupiah tergantung ukuran kemasan.

Tumbuh suburnya pemalsuan sampo antara lain karena adanya kemudahan memperoleh bahan baku secara bebas di toko bahan kimia. Bahan bahan dasar seperti texafon, pewangi shampoo dan pewarnanya dijual dalam bentuk siap olah. Ini terlihat dari salah satu toko kimia yang kami sambangi.

Yang merepotkan memang bahan kimia pembuat sampo, ternyata tidak dilarang diperjualbelikan. Bahan dasar pembersih ini bisa beredar secara bebas di masyarakat karena tidak ada aturan yang membatasi perdagangan ini.

Bahan baku memang sangat mudah didapat, lalu bagaimana pengusaha nakal ini mendapatkan segel atau plastik pengaman sampo. Situasi jadi agak berbeda karena segel plastik yang dijual tertutup. Rahasia ini hanya diketahui pemalsu dan pedagang segel plastik. Maklum saja pemalsuan termasuk tindakan ilegal yang berbau kriminal. 

Sampo atau apapun jenis produknya biasanya diproduksi melalui kontrol yang ketat agar aman digunakan. Sebelum dipasarkan produk yang bersangkutan harus lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (B-Pom). Jika tidak memenuhi kelayakan penggunaan, produk tersebut tidak akan bisa mendapatkan nomor register yang tentu saja tak bisa diperjual belikan secara sah.

Celakanya tak mudah membedakan sampo asli dengan yang palsu jika diperjualbelikan dengan kemasan bekas tapi asli. Padahal menggunakan sampo yang diproduksi asal-asalan bisa berefek buruk terhadap kesehatan rambut dan kulit kepala. Terlebih, jika didapati deterjen pewarna dan pengharum yang berbahaya seperti mengandung logam berat, misalnya.

Produk aspal ini tak hanya merugikan konsumen, yang pasti pabrikan sampo resmi juga demikian. Kasus pemalsuan sampo ini mulai diketahui para pabrikan resmi sejak 5 tahun lalu. Dari sisi citra produk pemalsuan apalagi yang berbuntut konsumen jadi korban bisa bisa menjadi masalah yang sangat menggangu.

Dokter Dian Pratiwi SPPK Dokter Spesialis Kulit mengingatkan sampo aspal sangat berbahaya terlebih pengerjaannya tidak melalui kontrol kualitas. Bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam sampo aspal itu bisa mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Kecurangan yang dilakukan pengusaha nakal ini tentu membahayakan konsumen namun ia tidak mempedulikannya. Ia hanya berpikir yang penting samponya laku terjual. Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) mengingatkan, kurangnya pengawasan dan juga efek jera bagi pelaku tak kapol membuat sampo aspal.

Gawatnya lagi tidak ada yang tahu berapa jumlah produk sampo aspal yang beredar. Produk palsu ini baru terlacak setelah adanya pengaduan. Usaha memberantasnya pun cukup sulit maka konsumen harus lebih teliti sebelum membeli.

Berikut tips agar terhindar dari tipuan sampo palsu: 

1. Perhatikan bagian botol sampo, jika rusak atau cacat jangan dibeli
2. Cek warna sampo jika warnanya pucat berarti palsu
3. Perhatikan kekentalannya sampo lebih menggumpal jika palsu teksturnya kasar.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini