Sukses

Pengamat: Presiden Mendatang Tak Boleh "Lebay"

Direktur Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan menegaskan agar Presiden Indonesia mendatang harus memiliki kriteria yang tidak 'lebay' seperti era Presiden SBY.

Liputan6.com, Jakarta: Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan menegaskan agar Presiden Indonesia mendatang harus memiliki kriteria yang tidak 'lebay' seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini ia ungkapkan dalam diskusi bertajuk 'Mencari Presiden 2014' yang diselenggarakan Kauskus Muda Indonesia di Jakarta, Rabu (30/5).
 
"Dari sisi leadership, yang tidak boleh itu pemimpin otoriter seperti masa Presiden Soeharto, tapi juga tidak lebay seperti zaman SBY," ujar Syhganda. Ia menambahkan presiden juga sebaiknya tidak dari pengusaha, karena hanya akan memperkaya diri sendiri. 
 
Menurut Syahganda lagi, jika pengusaha diberikan kesempatan menjadi presiden, dia akan memindahkan kekayaan negara menjadi miliknya. Untuk itu, dia menilai presiden berikut sebaiknya dari kalangan muda dan berusia maksimal 50 tahun. "Agar energinya juga ada."
 
Selain itu, juga harus memiliki kriteria sebagai pemberani. Sebab berani bisa bermakna mampu dan dapat menghadapi tekanan negara asing ataupun pemodal."Harus ada kecerdasan pada seorang Presiden. Visi ke depan untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang benar," ujarnya.
 
Kemudian, rasa nasionalisme dan kecintaan pada rakyat juga harus menjadi sifat yang melekat dan tidak dibuat-buat. "Di Argentina, pemimpin negara menasionalisasi perusahaan minyak untuk menyejahterakan rakyat. Di Indonesia, rakyat malah disalahkan dan disuruh berhemat," sindirnya.
 
Dalam kesempatan itu, ia mengkritik kebhinekaan di Indonesia yang kian luntur. Menurut Syahganda, sekarang ini, musyawarah untuk mufakat kian ditinggalkan dan berganti dengan demokrasi uang.
 
Ia berpendapat negara sudah tak lagi berdaulat penuh. Sebab, dalam beberapa kasus seperti konser Lady Gaga, negara tak tegas dan kalah oleh kekuatan sosial tertentu. "Di jaman SBY ini negara terasa ada tapi sebenarnya tidak ada," ujarnya miris.(ALI/AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini