Sukses

Kekerasan Jurnalis Harus Ditindak Tegas

Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis Antikekerasan menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Mereka menuntut agar kekerasan aparat terhadap jurnalis segera dihentikan dan diusut tuntas.

Liputan6.com, Jakarta: Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis Antikekerasan menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Mereka menuntut agar kekerasan aparat terhadap jurnalis segera dihentikan dan diusut tuntas.

Aksi yang berlangsung mulai pukul 11.00 WIB ini sebagai tuntutan atas kekerasan aparat TNI terhadap sejumlah jurnalis di Padang, Sumatra Barat Rabu (29/5) sore.

"Kita menuntut aparat penegak hukum untuk mengusut kasus kekerasan marinir di Padang terhadap sejumlah wartawan," ujar koordinator aksi, Andi Lala, kepada wartawan di HI, Jakarta, Rabu (30/5).

Menurut Andi, kasus ini akan terus terjadi jika aparat dan pemerintah tidak tegas dalam menyelesaikan berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis. Selain itu, kekerasan terhadap jurnalis juga dapat menjadi preseden buruk bagi proses kebebasan pers.

"Jika kasus kekerasan tidak ditindak tegas, ini akan menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers," ujarnya.

Selain menyampaikan pernyataan sikap, aksi solidaritas ini juga dilakukan dengan aksi teaterikal dengan membawa berbagai poster yang berisi sejumlah tuntutan mereka.

Seperti diketahui, puluhan oknum marinir diduga menganiaya sejumlah wartawan di Padang, Sumater Barat, Selasa (29/5) sore. Mereka merampas, menyita, dan menghancurkan kamera, serta memukuli wartawan, hingga beberapa korban harus mendapat beberapa jahitan akibat luka usai dianiaya.

Insiden tersebut berlangsung di Kawasan Bungus, Kota Padang, Sumatra Barat. Saat itu, sejumlah wartawan nasional dan lokal tengah meliput penggusuran pondok mesum di sepanjang Kawasan Bungus yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) beserta waraga Gaung.

Namun, setelah penggusuran, puluhan anggota marinir berpakaian lengkap menghadang jalan raya untuk men-sweping warga yang ikut dalam razia tersebut.

Budi, salah satu wartawan Sindo, dan sejumlah wartawan turun dari mobil patroli untuk mengambil gambar puluhan marinir yang tengah memblokir jalan raya dan mensweping warga tersebut. Tanpa tahu sebabnya, tiba-tiba wartawan Metro TV dipukuli oleh sejumlah anggota marinir itu dan mengambil kaset dari kamera korban.

Hal serupa juga dialami tujuh orang wartawan lainnya. Wartawan Favorit TV kameranya dihancurkan, wartawan Trans TV kasetnya disita, dan memory card fotografer koran lokal, Padang Ekspres turut disita juga oleh marinir.

Setelah menganiaya wartawan, puluhan marinir itu kemudian mundur. Budi dan beberapa wartawan langsung menuju Rumah Sakit M Jamil, Padang, untuk mendapatkan tindakan medis dan visum.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.