Sukses

Jumhur: Demokrasi Hasil Reformasi Mengarah Ke Liberal

Mantan aktivis yang juga Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat menyerukan pemuda untuk bangkit karena reformasi belum selesai. Pada dasarnya tema gerakan reformasi 1998 membongkar sistem politik yang otoritarian menuju demokratis partisipatoris.

Liputan6.com, Bandung: Mantan aktivis yang juga Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat menyatakan demokrasi politik hasil reformasi selama ini mengarah pada demokrasi liberal yang meminggirkan kaum idealis.

"Reformasi dibajak oleh orang-orang yang tidak berhak. Ujung-ujungnya orang yang tak pernah berjuang bersama rakyat terpingirkan, karena punya uang mereka memimpin," kata Jumhur pada Seminar Nasional Kepemudaan di Bandung, Rabu (23/5) malam.

Seminar tersebut diadakan terkait Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Kegiatan ini diikuti para pemuda dan pengurus berbagai organisasi kepemudaan termasuk Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Pada bagian lain Jumhur menyerukan pemuda untuk bangkit karena reformasi belum selesai. Ia mengingatkan pada dasarnya tema gerakan reformasi 1998 membongkar sistem politik yang otoritarian menuju demokratis partisipatoris. Serta meningkatkan kesejahteraan rakyat tanpa kecuali dengan mereorientasi pembangunan kerakyatan serta menghilangkan distorsi akibat KKN.

"Banyak sudah capaian yang dihasilkan dalam 14 tahun reformasi ini, namun banyak pula agenda reformasi yang belum terselesaikan," katanya pada acara yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Bandung itu.

Ia menegaskan dalam bidang politik yang begitu liberal seringkali dengan berbagai sebab, termasuk politik uang (money politics) menghasilkan suatu aturan tirani mayoritas. "Demokrasi yang harus dibangun adalah demokrasi sosial, bukan demokrasi liberal," katanya.

Dengan demokrasi sosial, ujar Jumhur, orientasi pembangunan bukan semata-mata untuk kepentingan individu dan kelompok tetapi untuk kepentingan rakyat banyak.

Selanjutnya Jumhur mengajak kaum muda untuk memiliki semangat sebagaimana disampaikan penyair WS Rendra "sangkar besi jangan mengubah rajawali menjadi burung nuri".

"Pemuda tetaplah menjadi rajawali meskipun telah berada di pusat kekuasaan. Jangan menjadi burung nuri karena jabatan, puja-puji, atau fasilitas yang menjebak lainnya," katanya.

Jumhur juga menyerukan pemuda untuk sadar dan bergegas keluar dari jebakan globalisasi yang telah mendikte bangsa hanya menjadi bangsa konsumen, penyedia buruh murah, dan sumber dari melimpahnya sumber daya alam.

"Jangan membungkuk-bungkuk kepada kekuatan asing tetapi congkak dihadapan rakyat sendiri. Membungkuk-bungkuklah kepada rakyat dan gagah perkasa di hadapan kekuatan asing," katanya.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini