Sukses

Pemburu Emas Liar Nekat Pertaruhkan Nyawa

Ribuan pemburu emas liar hingga kini terus menduduki lokasi tambang meski Pemerintah Kabupaten Buru Maluku telah melarangnya.

Liputan6.com, Ambon: Ribuan pemburu emas liar hingga kini terus menduduki lokasi tambang meski Pemerintah Kabupaten Buru Maluku telah melarangnya. Mereka tanpa kenal rasa takut memasuki lubang galian yang dikenal sebagai lubang tikus sedalam dua sampai tiga puluh meter selama berjam-jam, memahat tanah untuk mencari emas.

Pemburu emas ini memasuki lorong-lorong suram yang telah digali hingga puluhan meter di bawah tanah. Tali diturunkan untuk mengangkat karung berisi material tanah yang bisa jadi mengandung emas. Katrol dari kayu dipergunakan untuk mempermudah pengangkatan itu, Senin (30/4).

Material tanah yang mengandung logam emas ini lalu dikumpulkan dan didulang secara sederhana untuk mencari butiran emasnya.

Para pemburu emas ini bekerja empat hari dalam seminggu. Bukan gratis, mereka harus mengeluarkan biaya Rp 250.000  per orang, sebagai ongkos sewa kepada pemilik lokasi tambang.

Selama bekerja, para pemburu emas ini tinggal di gubuk sederhana beratap terpal yang dibangun di sekitar lubang-lubang galian. Berhari-hari mereka meninggalkan keluarga di rumah dan tinggal di Perbukitan Wamsait, Kabupaten Buru, Maluku.

Kerja ini mengandung risiko besar. Nyawa taruhannya karena tanah bisa longsor atau mereka sesak napas karena kehabisan oksigen berada dalam lubang bawah tanah dalam waktu yang lama.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.