Sukses

Djoko Imbau Demonstran Tak Rusak Fasilitas Umum

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengimbau agar elemen masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi tidak merusak fasilitas-fasilitas umum.

Liputan6.com, Jakarta: Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM terjadi di sejumlah lokasi. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto tak melarang elemen masyarakat menyampaikan aspirasinya. Namun ia mengimbau agar demonstran tidak merusak fasilitas-fasilitas umum dalam melakukan aksinya.

"Mari kita laksanakan demonstrasi dengan baik. Jangan merusak dan jangan melakukan tindakan kekerasan karena itu akan mencederai keinginan kita untuk berdemokrasi," kata Djoko usai Rapat Pimpinan Tingkat Menteri (RPTM) yang membahas Penanganan Penerbangan Pesawat Asing tidak Terjadwal di wilayah NKRI, di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (29/3).

Menurut dia pemerintah selalu memberikan ruang dan waktu untuk melakukan kegiatan dalam menyampaikan aspirasi, unjuk rasa seperti itu. Hal itu merupakan tindakan yang wajar dalam kehidupan dunia yang demokratis.

Tetapi, lanjut dia, rakyat juga melihat bahwa aksi-aksi yang anarkis itu tidak disenangi oleh masyarakat, dengan merusak fasilitas yang ada, lempar-melempar. Bahkan, orang-orang yang tidak terkait dengan demo menjadi korban, seperti lalu lintas macet, blokade bandara.

"Elemen masyarakat yang demonstrasi harus menghindari tindakan itu, sehingga kegiatan demo dapat terlaksana dengan baik. Saya tetap berharap, meskipun aksi unjuk rasa ke depan masih ada, tapi berkaca pada pengalaman beberapa hari lalu, mudah-mudahan semua bisa menahan diri," katanya.

Saya kira aparat kemarin juga sudah diimbau untuk persuasif dan sabar, sehingga tidak terpancing melakukan tindakan-tindakan kekerasan, kata Menko Polhukam.

Menanggapi kekerasan terhadap wartawan oleh oknum polisi saat bentrokan antara mahasiswa dan aparat terjadi di Gambir, mantan Panglima TNI itu mengatakan polisi sudah menyesalkan kejadian itu dan dirinya pun tidak menghendaki adanya insiden tersebut.

"Saya kira polisi sudah sangat menyesalkan kejadian itu dan saya tidak memakluminya. Tetapi di lapangan kadang-kadang bisa terjadi seperti itu. Toh dari kepolisian sudah mengevaluasi dan sudah minta maaf. Saya kira ke depan harus bisa lebih baik lagi," kata Djoko.

Wartawan, tambah dia, juga harus tahu fungsi petugas yang ada di lapangan bagaimana mereka berhadapan dengan para pelaku unjuk rasa yang keras seperti itu.

"Mungkin suatu saat dia emosi. Tapi ini harus bisa diselesaikan dengan baik," katanya.

Sebelumnya dilaporkan, mahasiswa yang mengatasnamakan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) bentrok dengan aparat ketika ratusan mahasiswa itu akan melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka pada Selasa (27/3).

Puluhan mahasiswa mengalami luka-luka, bahkan bentrokan itu mengakibatkan kerusakan sejumlah material.

Aparat juga melakukan intimidasi berupa perampasan dan pemukulan terhadap wartawan koran Lampu Hijau Rizky Sulistio, kameraman Global TV Riris dan kameraman TV One Adi Hartanto.(ANT/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini