Sukses

Warga Kecam Kelambanan Polisi

Warga Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengecam kelambanan polisi dalam menangani kasus penculikan dan penyiksaan anak. Pasalnya, kejahatan itu sudah berlangsung selama setahun.

Liputan6.com, Bantaeng: Warga Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengecam kelambanan polisi dalam menangani kasus penculikan dan penyiksaan anak. Pasalnya, kejahatan yang meresahkan warga itu sudah berlangsung selama setahun ini.

“Kami kecewa dengan lambannya polisi menuntaskan kasus ini. Kini, sejumlah warga memilih mengungsikan anak perempuannya ke tempat yang lebih aman,” kata Banar, warga setempat.

Keluarga Bunga (bukan nama sebenarnya, red), adalah salah satu korban penculikan itu. Beberapa waktu lalu, saat ia tidur bersama ibunya, orang tak dikenal membobol rumahnya dan kemudian menculiknya.

Orangtua Bunga sadar bahwa anaknya hilang saat dini hari. Beberapa waktu kemudian, Bunga ditemukan satu kilometer dari rumahnya dalam keadaan berlumur lumpur. Dan bagian kemaluannya disilet [baca: Bocah Diculik dan Disilet Kemaluannya].

Bunga cuma satu dari delapan bocah yang menjadi korban kekejian itu. Semua korbannya adalah anak kecil dan yang termuda berusia enam bulan. Bahkan, korban terkecil itu harus mendapat 33 jahitan akibat luka yang dideritanya.

Semua korban mempunyai ciri yang sama. Mereka bocah perempuan yang tinggal di pesisir. “Selain itu, mereka diculik pada malam hari dan baru ditemukan keesokan paginya dalam keadaan bersimbah darah, dengan bagian kemaluan disilet,” kata Kasatreskrim Bantaeng AKP Dodi Susianto.

Penculikan anak di wilayah itu terjadi delapan kali sejak 2010. Di Bantaeng terjadi tujuh kasus dan di Jeneponto terjadi satu kasus.(SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini