Sukses

Stop Pertikaian, Prestasi Timnas yang Utama

Tahu kabar prestasi terkini timnas kan? Laga timnas di pentas internasional itu sepertinya jadi buah bibir banyak kalangan. Bukan karena berprestasi, melainkan lantaran kekalahan spektakuler sepuluh nol dilumat Bahrain.

Liputan6.com, Jakarta: Menyedihkan, tragis, dan memilukan. Sepertinya inilah kata-kata paling pas menggambarkan nasib tim nasional atau timnas usai dibantai Bahrain. Sepuluh-nol tanpa balas dalam laga penutup kualifikasi Piala Dunia 2014 di Grup C Zona Asia, Rabu silam.

Pemicu kekalahan menyesakkan ini bermula saat kiper Syamsidar diganjar kartu merah saat laga baru digelar tiga menit. Gawang yang dikawal kiper pengganti Andi Muhamad Guntur pun jadi bulan-bulanan Bahrain.

Pelatih Aji Santoso pun tak luput dari ganjaran kartu merah karena protes keras. Aji diusir dari area kursi pemain cadangan. Bahrain pun pesta sepuluh gol, hitungannya tiap pemain Bahrain melesakkan gol ke gawang Indonesia. Timnas Indonesia yang menurunkan pemain lapis kedua dilumat Bahrain dengan angka telak.

Memang, usai laga, Badan Sepakbola Dunia atau FIFA mengendus kecurangan atas pertandingan berat sebelah ini. FIFA menyoroti kepemimpinan wasit Andre al Hadad dari Lebanon yang begitu pro tuan rumah. Bahkan dari sepuluh gol, wasit obral eksekusi penalti sebanyak empat kali.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia menduga ada upaya mengatur skor agar Bahrain menang. Bahrain butuh menang dengan selisih minimal sembilan gol. Nyatanya Bahrain tetap tak lolos karena Qatar versus Iran berakhir seri.

Kekalahan telak timnas Indonesia dari Bahrain tak pelak memicu kecewa di sana-sini. Di Jakarta, seorang ibu rumah tangga bahkan berdemonstrasi seorang diri ke PSSI. Dalam potongan kertas yang ditancapkan di pagar Kantor PSSI di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, sang ibu menuntut wadah organisasi sepakbola nasional itu direformasi. Kekalahan telak timnas ini membuat sorotan terhadap kebecusan pengurus PSSI saat ini semakin kencang.

PSSI pun segera menyatakan permintaan maaf karena kekalahan timnas yang menyesakkan ini. PSSI berkilah terpaksa menurunkan sejumlah pemain lapis kedua demi mematuhi statuta FIFA, soal para pemain yang sah bergabung di timnas. Mayoritas pemain timnas senior yang kebanyakan bermain di Liga Super Indonesia, tak dipanggil PSSI dalam laga terakhir kualifikasi Pra Piala Dunia ini. Hanya para pemain di Liga Primer yang direkrut.

Alasan statuta FIFA boleh saja dikemukakan, namun langkah ini membeberkan lagi gambaran konflik sepakbola nasional belum usai. Kisruh kepengurusan sepakbola nasional membuat cobaan timnas Indonesia tak kunjung usai. Prestasi timnas sulit bersinar akibat kisruh tak kunjung henti di kalangan pengurus dan oposisinya. Sudah saatnya momen kekalahan ini membuat semua pihak introspeksi, membuang ego pribadi atau kelompok yang justru mengorbankan timnas itu sendiri.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini