Sukses

Anak Sulung Kim Jong-il Bangkrut

Kim Jong-nam, putra tertua mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-il, dikabarkan tengah mengalami kesulitan setelah negara menghentikan semua bantuan keuangan.

Liputan6.com, Makau: Kim Jong-nam, putra tertua mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-il, dikabarkan tengah mengalami kesulitan setelah negara menghentikan semua bantuan keuangan karena dia meragukan kebijakan suksesi kepemimpinan negara itu. Kabar mengejutkan ini dimuat mingguan Argumenty i Fakty terbitan Moskow.

Mingguan ini juga mengabarkan Kim Jong-Nam baru saja diusir dari sebuah hotel mewah di Makau karena belum membayar biaya hotel sebesar U$ 15.000 atau hampir Rp 140 juta.

Mingguan ini mengutip pernyataan sumber pemerintah Makau bahwa putra tertua Kim yang sebelum tertangkap di Jepang karena menggunakan paspor palsu pada 2001 menjalani gaya hidup mewah, termasuk berjudi dan makan di hotel-hotel ternama di bekas jajahan Portugis itu.

Namun, sumber di hotel mewah Grand Lapa mengatakan bahwa Jong-Nam diusir dari kamarnya di lantai 17 karena kartu kreditnya tak bisa digunakan. "Dia memberi kami kartu kredit Visa Gold miliknya. Namun, kartu itu tak bisa digunakan," kata sumber yang tak ingin disebut namanya itu seperti dikutip BBC Indonesia, Jumat (17/2).

Masalah untuk Kim Jong-nam dimulai ketika dia mengatakan perlawanannya terhadap rencana suksesi kepemimpinan ke generasi ketiga keluarganya. Pernyataan ini disampaikan Jong-nam kepada harian Tokyo Shimbun, Januari lalu. "Suksesi keluarga tidak sesuai dengan sosialisme dan ayah saya sangat menentang cara seperti itu," katanya.

Seperti diketahui, Korea Utara kini dipimpin Kim Jong-un adik tiri Kim Jong-nam setelah ayah mereka meninggal dunia Desember 2011 lalu. "Nampaknya politbiro memutuskan untuk menghukum si playboy komunis dan berhenti mengiriminya uang," demikian berita Argumenty mengutip Pemimpin Redaksi Harian Macau Post, Harald Bruning.

Dan, seorang sumber di pemerintahan Makau, pemerintahnya saat ini sangat khawatir atas perkembangan dari masalah ini. "Siapa yang tahu nasib dia di masa depan. Bagaimana jika terjadi percobaan pembunuhan terhadap dia, sebuah bom atau pembunuh bayaran? Kami tidak menginginkan masalah," kata sumber itu.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini