Sukses

Veto Cina dan Rusia Disesalkan

Negara Barat menyesalkan langkah Rusia dan Cina yang menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi PBB yang berisi kutukan terhadap kebijakan Suriah dalam meredam aksi protes warganya.

Liputan6.com, New York: Negara Barat menyesalkan langkah Rusia dan Cina yang menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi PBB yang berisi kutukan terhadap kebijakan Suriah dalam meredam aksi protes warganya. AS mengatakan veto yang dilakukan kedua negara itu sebagai sesuatu yang memalukan, sementara Inggris mengatakan veto itu sama saja dengan membiarkan rakyat Suriah terpuruk.

"Pertumpahan darah yang terjadi terus di negara itu akan menjadi tanggung jawab mereka," kata Dubes AS untuk PBB, Susan Rice seperti dikutip BBC Indonesia, Ahad (5/1). Langkah penolakan Cina dan Rusia kata Rice juga menunjukan bahwa kedua negara mempunyai tujuan untuk "menjual nasib rakyat Suriah dan melindungi kekuasaan tiran yang pengecut."

Negara Barat lainnya yang mengecam veto Cina dan Rusia adalah Perancis. Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy mengatakan dia "sangat menyesalkan" veto yang digunakan Cina dan Rusia. Meski mendapat kecaman, Rusia tetap membela keputusannya untuk mengeluarkan veto terhadap resolusi soal Suriah ini.

Dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan laporan yang diajukan sebagai dasar rencana dikeluarkannya resolusi itu tidak berimbang. "Sejumlah anggota komunitas internasional yang berpengaruh sayangnya telah menutup upaya penyelesaian persoalan lewat jalur politik, meminta perubahan rezim, mendorong kelompok oposisi untuk berkuasa," katanya.

Sementara Cina menyebut resolusi ini kontraproduktif dengan upaya penyelesaian di Suriah. "Cina menyatakan dalam kondisi seperti sekarang menekan atau memaksakan solusi apa pun kepada Suriah tidak akan membantu penyelesaian persoalan di negara itu," kata Dubes Cina untuk PBB Li Badong.

Kegagalan DK PBB untuk mengeluarkan resolusi tentang Suriah akibat veto yang digunakan Cina dan Rusia ini disambut warga Suriah pro-Asaad di Damaskus. "Saya percaya masih ada banyak masalah penting lainnya bagi DK PBB perlu ditangani seperti kelaparan di Somalia dan Gaza," kata salah seorang di antara mereka.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini