Sukses

Suriah Sesalkan Keputusan Liga Arab

Suriah menyampaikan "penyesalan dan keheranan" sehubungan dengan keputusan Liga Arab untuk menghentikan misi pengamatnya di negeri itu.

Liputan6.com, Damaskus: Suriah menyampaikan "penyesalan dan keheranan" sehubungan dengan keputusan Liga Arab untuk menghentikan misi pengamatnya di negeri itu. Demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA, baru-baru ini. "Jelas bahwa laporan pengamat yang menegaskan keberadaan kelompok bersenjata di Suriah...tak memuaskan buat sebagian negara Arab," kata satu sumber resmi yang tak disebutkan jati dirinya sebagaimana dikutip SANA.

Sumber itu menyatakan keputusan tersebut bertujuan menjatuhkan lebih banyak tekanan atas pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dijadwalkan bertemu Selasa pekan depan, sehingga mendorong kelompok bersenjata untuk melancarkan aksi teror dan menyerukan campur tangan asing di Suriah.

Sumber tersebut kembali menegaskan komitmen Suriah unutk membuat misi pengamat itu berhasil sejalan dengan protokol yang ditandatangani antara Liga Arab dan Suriah serta memberi perlindungan kepada para pengamat itu.

Liga Arab, Sabtu (28/1) kemarin, memutuskan membekukan misi pengamat di Suriah. Alasannya, situasi yang bertambah buruk di negara yang dirongrong kerusuhan tersebut dan berlanjutnya penggunaan kekerasan [baca: Liga Arab Tunda Misi Pemantauan Suriah].

"Liga Arab memutuskan untuk secara membekukan misi pengamatnya di Suriah guna melindungi pengamat dari kerusuhan yang meningkat," kata pemimpin ruang operasi pemantauan Liga Arab di ibu kota Mesir, Kairo, Adnan al Khodair kepada Xinhua.

Di dalam pernyataan yang dikeluarkan belakangan, pemimpin Liga Arab Nabil al Arabi meminta para pengamat untuk segera menghentikan operasi mereka di Suriah sampai dewan menteri Liga Arab membuat keputusan mereka.

Pada Jumat lalu, pemimpin misi pengamat Liga Arab di Suriah, Moustafa ad Dabi mengatakan gelombang kerusuhan di Suriah telah meningkat secara dramatis dalam beberapa hari belakangan, terutama di Homs, Idlib dan Hama.

Kondisi itu, imbuh dia, tak dapat menciptakan kondisi yang layak untuk mencapai keputusan dewan menteri Liga Arab mengenai upaya untuk mendorong semua pihak agar duduk dan berunding.

Sebaliknya, hari ini, pemerintah Damaskus menolak gagasan baru Arab yang mendesak Presiden Suriah Bashar al Assad agar mendelegasikan kekuasaan kepada wakil pertama presiden.

Kementerian Luar Negeri Suriah, Selasa lalu, menyatakan Damaskus menerima baik permintaan Liga Arab mengenai perpanjangan misi pengamat di Suriah selama satu bulan lagi.

Pengamat Liga Arab saat ini memantau situasi di negara tersebut sebagai bagian dari gagasan perdamaian Liga Arab guna mengakhiri kerusuhan berbulan-bulan di negeri itu.

Pemerintah Suriah telah menyatakan kerusuhan di negerinya dirancang oleh pelaku teror dan gerombolan bersenjata yang mendapat dukungan dari luar negeri. Lebih dari 2.000 personel keamanan dan angkatan daratnya tewas selama kerusuhan berbulan-bulan tersebut. Sementara, PBB menyebutkan jumlah korban jiwa dalam kerusuhan di Suriah lebih dari 5.000.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini