Sukses

Menjelajahi Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser di Bahorok sejak dulu dikenal sebagai objek wisata hutan tropis terbaik di dunia. Di kaki Bukit Lawang, orangutan melanjutkan kisahnya.

Liputan6.com, Langkat: Taman Nasional Gunung Leuser di Bahorok sejak dulu dikenal sebagai objek wisata hutan tropis terbaik di dunia. Salah satu tujuan utamanya tidak lain melihat langsung rehabilitasi orangutan di alam liar. Di kaki Bukit Lawang, orangutan melanjutkan kisahnya.

Primata langka ini hanya ada di Indonesia. Namun sayang, jumlah primata dengan nama Latin, Pongo Pygmaeus Abelii, ini sudah semakin berkurang bahkan nyaris punah. Semua karena ulah manusia. Kaki Bukit Lawang adalah tempat rehabilitasi Orang Utan di Indonesia selain di Kalimantan.

Sebelum ke tempat penangkaran orangutan, banyak yang menarik untuk dijelajahi di Taman Nasional Gunung Leuser. Penjual kaos banyak di sekitar taman nasional. Semuanya serba orangutan. Selain kaos, oleh-oleh yang bisa dibawa pulang berupa gelang dan gantungan kunci aneka satwa.

Sudah belasan tahun warga di kawasan Bukit Lawang menggantungkan hidup mereka dari memahat patung dan menjual souvenir. Butuh tiga jam saja untuk membuat satu patung kecil. Patung orangutan banyak dicari wisatawan domestik maupun mancanegara sebagai kenang-kenangan dari Bahorok.

Dari kaki Bukit Lawang setelah berjalan selama 20 menit akan sampai di lokasi penginapan. Nama-nama penginapan dan informasi disajikan dalam bahasa Inggris. Tak heran karena ternyata kebanyakan backpacker alias pelancong yang datang ke taman nasional berasal dari Eropa dan Amerika.

Dari penginapan harus menyeberang menggunakan sampan menuju taman nasional. Sungai sengaja tidak diberi jembatan agar satwa yang ada di taman nasional tidak menyeberang. Namun tidak serta merta si pongo dapat dilihat. Perlu menunggu beberapa saat untuk melihat orangutan.

Pelan-pelan, orangutan liar bermunculan. Bergelantungan di pepohonan. Benar-benar pemandanan menakjubkan. Dengan hati-hati, primata langka yang hampir punah ini mulai menghampiri pawang untuk mengambil makanan. Pemberian makanan ini bagian penting dari keberadaan TNGL. Tujuannya untuk melestarikan orangutan dan menjamin keselamatan mereka.

"Kami pernah lihat di kebon binatang, tapi bukan di alam liar. Mereka punya banyak karakter, seperi kakek tua, pengalaman seru. kami berharap bisa melihat lebih banyak lagi di hutan. kami akan melakukan pendakian," kata Tristan dan Jane, turis asal Inggris.

Puas melihat si pongo di taman nasional, tidak ada salahnya untuk mencoba pengalaman yang lebih seru lagi yakni tube rafting alias menerjang aliran Sungai Bahorok dengan rangkaian ban dalam. Selesai rafting, akhirnya sampai juga di kaki Bukit Lawang. Benar-benar sebuah sensasi yang tak terlupakan.

Di balik semua kesenangan ini, kita belajar untuk menghargai alam dan tentunya turut melindungi orangutan agar tak punah. Di balik keluguan wajahnya, orangutan menyimpan berbagai kisah pilu. Rumah mereka dirampas untuk perkebunan. Si pongo juga dibunuh karena dianggap hama.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.