Sukses

MUI Sampang: Pembakaran Dipicu Penistaan Agama

Aksi pembakaran tiga rumah dan sebuah musholla di Sampang, Madura, bukan dipicu konflik aliran Sunni-Syiah pada Kamis (29/12). Menurut Ketua MUI Sampang KH Imam Buchori Maksum, massa melakukan aksi pembakaran karena ajaran yang dianut pengikut aliran itu dinilai menistakan ajaran Islam.

Liputan6.com, Sampang: Aksi pembakaran tiga rumah dan sebuah musholla di Sampang, Madura, bukan dipicu konflik aliran Sunni-Syiah pada Kamis (29/12). Menurut Ketua MUI Sampang KH Imam Buchori Maksum, massa melakukan aksi pembakaran karena ajaran yang dianut pengikut aliran itu dinilai menistakan ajaran Islam.

Di antaranya meyakini Islam memiliki tiga kalimah syahadat serta pelaksanaan shalat lima waktu cukup tiga kali, yakni subuh, zuhur digabung dengan ashar, dan magrib digabung shalat isya.

Pada sisi lain, menurut pemimpin kelompok Syiah, Tajul Muluk, alirannya tidak memiliki tiga kalimat syahadat melainkan memiliki syahadat lain yang tidak merusak dua kalimat syahadat yang sudah ada.

Ikatan Jamaah Ahlulbayt Indonesia (IJABI), melalui Ketua Dewan Syuro Jalaluddin Rakhmat menilai, konflik yang terjadi di Sampang berawal dari konflik internal keluarga. Kendati demikian, konflik keluarga berpotensi meluas ke konflik penganut Sunni dan Syiah karena bibit konflik sudah ada di Sampang.

Terkait aksi pembakaran itu, polisi menetapkan lima orang sebagai tersangka dan memeriksa sejumlah saksi. Polisi masih memburu para tersangka.

Saat ini di lokasi pembakaran rumah di Karanggayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, ratusan polisi masih bersiaga. Meski situasi semakin kondusif, polisi tidak mau kecolongan dengan kemungkinan serangan balasan (YUS)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.