Sukses

Kementerian Agama Berhasil Selenggarakan Ibadah Haji

Pemerintah melalui Kementerian Agama, khususnya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah terus berupaya meningkatkan pelayanan. Kemenag pun dinilai berhasil menyelenggarakan haji selama tiga tahun terakhir oleh BPS.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah melalui Kementerian Agama, khususnya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah terus berupaya meningkatkan pelayanan. Kemenag pun dinilai berhasil oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyelenggaran  ibadah haji selama tiga tahun terakhir.

"Alhamdulillah berkat petolongan Allah, kami berhasil memberangkatkan 221 ribu [anggota] jemaah itu tanpa ada satu pun yang tertinggal terkecuali yang meninggal atau sakit sehingga tak bisa berangkat," ujar Slamet Riyanto, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama di Jakarta, baru=baru ini.

Slamet menambahkan, setibanya di Arab Saudi, jemaah terlayani dengan baik, seperti akomodasi, transportasi, konsumsi, kesehatannya, walaupun di sana-sini masih ada kekurangan. Seluruhnya bisa melaksanakan ibadah hingga wukuf di Arafah, yang merupakan puncak acara.

Menurut dia, pelaksanaan ibadah haji merupakan tugas nasional yang tak bisa dilakukan Kementerian Agama sendiri, melainkan juga didukung beberapa instansi terkait. Berkat kerja sama yang baik inilah memungkinkan operasional haji bisa berjalan dengan baik.

Karena itu, sejak 2010 lalu Kementerian Agama juga telah bekerja sama dengan BPS untuk melakukan survei kepuasan tingkat kepuasan pelayanan haji oleh Kementerian Agama di Arab Saudi.

Deputi Metodologi dan Informasi Statistik BPS Dudy S. Sulaeman mengatakan, sebagai lembaga independen, pihaknya menyusun metodologi hingga menyusun kuisioner bagi 4.100 anggota jemaah dari 212 ribu orang tahun lalu. Hasilnya, secara umum indeks kepuasan jemaah mencapai sekitar 81 persen.

"Ini artinya pelayanan yang diberikan penyelenggara haji kepada jemaah untuk seluruh jenis pelayanan, baik sekali," ujarnya.

Sedangkan untuk survei 2011 ini, BPS juga mengambil sampel sebanyak 6.200 anggota jemaah haji. Dari 6.200 responden, 2.400 di antaranya sudah selesai diolah. Hasil sementara dapat diungkapkan ada beberapa pelayanan yang image-nya meningkat, namun juga ada beberapa jenis pelayanan yang indeksnya kepuasannya menurun.

Mengenai pemondokan, Slamet menambahkan sebanyak 93 persen jemaah haji tahun ini telah berada di wilayah yang tak memerlukan transportasi. Sebab, hanya berjarak maksimal dua ribu meter dari Masjidil Haram. Selain itu, pembagian konsumsi dengan konsep prasmanan jumlah meja hidangannya ditambah sehingga antrean tidak terlalu panjang.

Namun, ia mengingatkan ada beberapa kendala. Yang pertama budaya masyarakat Indonesia. Misalnya, jika ditempatkan yang bagus seperti fasilitas toiletnya, membuat sebagian masyarakat kampung kebingungan. Yang kedua, faktor pendidikan jemaah kita rata-rata berpendidikan rendah, bahkan ada yang sama sekali tak bisa berbahasa Indonesia. Yang ketiga, usia anggota jemaah rata-rata sudah tua dengan segala macam penyakit yang dibawa. Yang terakhir, anggota jemaah yang diberangkatkan terlalu banyak.

"Alhamdulillah kita ini berusaha terus tentunya dengan titik-titik mana yang dianggap lemah, itulah yang kita kaji terus untuk diperbaiki," imbuhnya.(ADI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.