Sukses

Malam Natal Berlangsung Aman dan Tertib

Pelaksanaan peribadatan misa dan kebaktian Malam Natal 2011 di Jakarta dan beberapa provinsi di Tanah Air, berjalan tertib dan aman.

Liputan6.com, Jakarta: Pelaksanaan peribadatan misa dan kebaktian Malam Natal 2011 di Jakarta dan beberapa provinsi di Tanah Air, berjalan tertib dan aman. Tiada gangguan keamanan ataupun ketertiban yang terjadi sejak Sabtu (24/12) petang hari hingga menjelang pergantian hari.

Kepala Kepolisian Sektor Sawah Besar, Jakarta Pusat, Komisaris Polisi J.R. Sitinjak mengatakan ada 251 petugas yang ditugaskan mengamankan misa Malam Natal dan Hari Natal di Gereja Katedral. Hal ini sebagai penerjemahan Operasi Lilin yang diluncurkan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Untung S. Rajab.

Seluruh Aparatur Kepolisian Jakarta dalam Kondisi Siaga Satu. "Dari 251 orang, 184 di antaranya dari kepolisian dan 67 dari berbagai satuan samping seperti Satpol PP, satpam, pramuka dan lain sebagainya," kata Sitinjak.

Sementara, satuan gabungan Gegana dari Polres Jakarta Pusat dan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) sudah melakukan sterilisasi di Gereja Katedral sejak pukul 14.00 WIB. Mereka ditugasi di pos-posnya sejak Sabtu petang hingga Ahad malam nanti.

Misa Malam Natal di Gereja Katedral dilakukan sebanyak tiga kali. Misa pertama dilakukan pada pukul 17.00 WIB, misa kedua pukul 20.00 WIB, dan misa ketiga pukul 22.30 WIB. Seluruhnya bisa dilakukan secara aman dan tertib, termasuk pengamanan terhadap kendaraan yang dipergunakan umat.

Tema Natal pada 2011 di Gereja yang telah berdiri sejak zaman Belanda ini adalah "Ekaristi, Sumber Berkat dalam Keluarga".

Hubungan Masyarakat Paroki Gereja Katedral Jakarta Taufik Kipot menyatakan, pelaksanaan misa Malam Natal dan Hari Natal di Gereja Katedral pada tahun ini didominasi warna merah. "Kami menggunakan sejumlah ornamen unik berwarna merah dan juga menghiasi gereja dengan pohon a`la Tuba," katanya.

Suasana keamanan yang ketat juga terjadi di Gereja Santa Theresia, Jakarta, di mana sebanyak 79 petugas kepolisian dan 10 orang pihak keamanan gereja bertugas mengamankan lingkungan gereja. Bukan cuma di gedung gerejanya saja, namun pengamanan juga di jalan-jalan sekitarnya.

Gereja Santa Theresia pada Malam Natal ini, mengadakan tiga kali misa. Misa pertama pukul 17.00 WIB, kemudian pukul 20.00 WIB dan pukul 23.00 WIB.

Pastor Kepala Paroki Gereja Santa Theresia, A Hani Rudi Hartoko, mengatakan, natal kali ini dirinya menyampaikan pesan damai dan kasih pada umat kristiani pada khususnya dan seluruh umat manusia pada umumnya.

Kepala Polda Jaya Inspektur Jenderal Polisi Untung S. Rajab, mengatakan, anggota kepolisian dalam kondisi siaga satu menjaga perayaan malam Natal.

"Seluruh anggota Polda Metro Jaya siaga satu untuk memberikan pengamanan Natal semaksimal mungkin," kata Untung usai memimpin upacara pasukan persiapan pengamanan Natal di Markas Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya mengerahkan 4.900 personel terdiri dari tim Gegana Brimob, Polisi Lalu Lintas, Reserse, Intelkam, dan Shabara, guna mengamankan perayaan Malam Natal.

Mereka juga mendapat dukungan pengamanan dari Markas Besar Polri, Komando Daerah Militer Jayakarta dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta sejumlah organisasi masyarakat.

Pada saat yang sama, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) mengunjungi beberapa gereja di Jakarta, menjelang Misa Perayaan Natal 2011. Gubernur mengunjungi beberapa gereja, di antaranya Gereja Immanuel, Katedral, Bethel Indonesia Mawar Saron, Paroki Keluarga Kudus, Bukit Moria dan Kristoforus.

Malam Natal di Provinsi

Di Maluku, pengamanan Natal dilakukan 2.000 personel di gereja-gereja dan katedral di seluruh kabupaten ataupun kota di provinsi tersebut.

Kapolda Maluku Brigadir Jenderal Pol. Syarief Gunawan menegaskan, pengamanan sudah mulai dilakukan sejak 23 Desember hingga 2 Januari mendatang. Selain tempat ibadah, pengamanan juga akan dilakukan di pusat-pusat keramaian masyarakat dan wilayah yang dianggap rawan.

Dalam pidato menyambut Natal 2011, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengajak umat Kristiani di daerah itu memanfaatkan perayaan Natal 25 Desember 2011 sebagai momentum mewujudkan damai sebagai cerminan hidup "orang basudara". "Sebagai sesama orang basudara kita harus mencerminkan damai sebagai budaya hidup orang basudara di Maluku," kata Gubernur.

Natal harus menjadi citra hidup orang basudara penuh cinta kasih seperti terbangun dalam budaya siwalima, yakni pela gandong, kakawae, ain ni ain, kalwedo, kalweta, dan kidabela.

"Tindakan mendamaikan diri dengan sesama merupakan wujud kepedulian dan empati Ilahi dengan manusia. Oleh karena itu, Natal bukan menjelma menjadi saja manusia biasa melainkan benar-benar menjadi manusia hidup melalui kelahiran Yesus Kristus," ujar Gubernur Maluku.

Menurut dia, sikap empati sangat perlu agar manusia menjadikan dirinya bagian dari hidup sesama dan menerima kehadiran sesama sebagai bagian dari diri sendiri. "Itulah filsafah hidup orang basudara sebagai kearifan lokal, bersumber dari budaya masyarakat Maluku yang mampu meruntuhkan semua sekat dan perbedaan serta benar-benar menjamin harmoni kehidupan bermasyarakat dan beragama," kata Gubernur.

Adapun ribuan umat Kristiani di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, juga memadati sejumlah gereja untuk menghadiri perayaan Misa Natal 25 Desember. Di Gereja Maria Asumptia, Kupang, misalnya, ribuan pemeluk Katolik terpaksa berdiri di luar gedung gereja karena kapasitas gedung tidak mampu menampung seluruh umat yang datang menghadiri misa yang dimulai pada pukul 19.00 WITA.

Uskup Agung Kupang Monsignor Petrus Turang, dalam pesan Natal mengimbau para pelayan publik yang beriman termasuk pelayan gerejawi, untuk berani melakukan praktik hidup sesuai kaidah yang digariskan Yesus Kristus. Yakni, dengan tetap mengedepankan cinta kasih terhadap sesama manusia.

Menurut dia, perayaan Natal hadir dalam penjelmaan diri Yesus Kristus, yang mendorong seluruh umat untuk melakukan pekerjaan bersaudara yang tidak merugikan orang lain atau menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan.

Sedangkan Polda NTT mengerahkan sebanyak 8.000 personel untuk mengamankan perayaan Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012. Terutama agar masyarakat NTT bisa merasa nyaman dan tentram dalam melaksanakan ritual keagamaan.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.