Sukses

Taliban dan Pakistan Akhirnya Berunding

Kubu Taliban di Pakistan akhirnya bersedia berunding dengan utusan pemerintah negara itu.

Liputan6.com, Karachi: Kubu Taliban di Pakistan akhirnya bersedia berunding dengan utusan pemerintah negara itu, demikian pernyataan dari wakil Komandan pasukan Taliban di Pakistan. Maulvi Faqir Mohammad mengatakan, pusat perundingan saat ini menyangkut Bajaur yang merupakan wilayah kekuasaan suku-suku di perbatasan dengan Afghanistan sebagai lokasi target perdamaian.

Jika negosiasi di sini berhasil, maka perundingan bisa diteruskan untuk perdamaian di wilayah-wilayah lain. Menurutnya, sudah 145 tahanan Taliban yang dibebaskan sebagai bukti niat baik pemerintah Pakistan ditambah penegasan bahwa otoritas setempat menginginkan adanya gencatan senjata.

Ini adalah untuk pertama kalinya seorang komandan Taliban tingkat tinggi membenarkan adanya negosiasi semacam ini. Belum ada komentar dari pemerintah setempat terkait hal ini. "Perundingan berjalan ke arah yang benar," kata Mohammad.

Pada beberapa kali upaya sebelumnya perundingan serupa ternyata malah memukul balik dengan hasil kubu militan punya waktu untuk melakukan konsolidasi, sementara dari kubu pemerintah justru jatuh korban.

Juga muncul keraguan apakah benar kesepakatan perdamaian bisa diteguhkan antara pemerintah dan seluruh kubu milisi Taliban di Pakistan. Kalaupun ada, koalisinya akan sangat rapuh, kata Guerin.

Bulan Oktober lalu Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan negosiasi perdamaian baru bisa dilakukan kalau Taliban meletakkan senjata. Pada saat yang sama pasukan pemerintah Pakistan juga terus menyerang posisi yang dikuasai Taliban, atau laskar Tehrik-e-Taliban, di sepanjang gunung perbatasan dengan Afghanistan.

Namun baik ancaman maupun serangan tersebut gagal menyudahi perlawanan milisi yang didukung al-Qaeda ini. Sebaliknya, militan di Pakistan justru sudah berkali-kali melakukan serangan bunuh diri yang berakibat fatal dalam bentuk pengeboman dan serangan lain di seluruh penjuru negeri sejak 2007 dalam upayanya menggulingkan pemerintahan Pakistan yang didukung AS.(BBC/ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini