Sukses

Memacu Para Anak Muda untuk Berkarya

Bermusik tidak harus dengan alat musik. Berbekal kreatifitas, musik pun bisa ditampilkan. Bakat musik tidak tumbuh sepenuhnya, terbentur berbagai keterbatasan seperti akses terhadap alat musik, studio rekaman, dan fasilitas lain yang tidak murah.

Liputan6.com, Denpasar: Bermusik tidak harus dengan alat musik. Berbekal kreatifitas, musik pun bisa ditampilkan. Bakat musik tidak tumbuh sepenuhnya, terbentur berbagai keterbatasan seperti akses terhadap alat musik, studio rekaman, dan fasilitas lain yang tidak murah.

Raoul Wijffels membentuk organisasi One Dollar for Music untuk menumbuhkankembangkan kreativitas anak muda. Akademisi musik asal Universitas Rotterdam mendirikannya sejak lima tahun lalu di Denpasar, bali.

One Dollar for Music mengembangkan kreativitas berkesinambungan pada musisi lokal, anak sekolah, panti asuhan, hingga anak putus sekolah. Semua bermula dari temuan riset Raoul di Indonesia. "Potensi mereka besar. Tapi, mereka dan lingkungan mereka belum sadar, potensi itu akan berkembang sampai ke mana," kata Raoul.

Raoul percaya kekuatan musik membantu kaum muda menemukan jati diri namun kerap terbentur keraguan maupun keterbatasan. Ia pun menjembatani mereka menuju kemandirian bermusik.

Ia melatih anak muda mengembangkan bakat musik dan menciptakan lagu hingga siap dilepas menjadi pelatih bagi yang lain. Cara Raoul cukup sederhana. Misalnya, metode motif bodoh memainkan dan mengulang tiga nada hingga lahir sebuah lagu baru, kurang dari satu jam. Dengan beberapa bulan pelatihan, musisi lebih matang bermusik dan bisa berbagi ilmu.

Hideki Yanahigara, sukarelawan di One Dollar for Music, mengatakan, "Ada banyak wawasan dan pengetahuan baru. Kalau saya tidak ikut pelatihan ini, mungkin baru akan saya ketahui pada lima atau sepuluh tahun lagi."

Bangga pada musik sendiri. Setelah aktif di One Dollar for Music, Nosstress awalnya memainkan versi cover lagu Top 40 musisi barat di kafe. Kini publik mulai mengenal lagu mereka.  Selain musik, pelatih juga dibekali psikologi pendidikan supaya mampu menyusun program sesuai kebutuhan anak dan remaja.

One Dollar for Music, lewat festival musik, mewadahi karya musisi berbakat Bali. Sejauh ini, telah lahir empat album kompilasi. Agung Gede "Emoni" mengatakan, "Mr Raoul membimbing kami untuk mencari apa yang mesti kami cari."

Visi One Dollar for Music didukung penuh pemilik studio musik yang juga peduli kemajuan musisi Bali sehingga musisi berbakat bisa memproduksi album. Ini sangat berarti sebab merekam musik di studio berkualitas tidaklah murah.

Raoul juga membantu musisi muda mengolah musik dan membekali mereka kemampuan organisasi, produksi, dan pemasaran musik.

Yayasan juga memungkinkan anak-anak kurang mampu mengakses alat musik dan fasilitas lain untuk menunjang kegiatan bermusik mereka. Misalnya, dengan menyalurkan donasi alat musik.

Sejak 2007, lokakarya One Dollar for Music menghasilkan 16 pelatih di Bali dan 18 pelatih di Lombok yang dengan berkelanjutan berbagi ilmu kepada pelatih lain hingga menjangkau dua ribu anak sejauh ini. Gerakan ini didukung Kedutaan Besar Belanda di Jakarta serta donasi uang maupun alat musik dari berbagai pihak.

Sukarelawan One Dollar for Music, meski mulai punya nama, tetap tak lupa berbagi lewat pelatihan termasuk dengan anak jalanan di Jakarta. Sejenak melupakan beban hidup yang keras, anak-anak ini mendapat bekal musik yang setidaknya membuat mereka berani membawakan lagu sendiri. (YUS)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.