Sukses

Manisnya Madu Oplosan

Laris manisnya usaha madu memancing segelintir orang tak bertanggung jawab meracik dan mengedarkan madu aspal alias asli tapi palsu. Madu oplosan ini harus diwaspadai lantaran mengandung bahan kimia berbahaya yang tak layak dikonsumsi manusia.

Liputan6.com, Jawa Tengah: Selain rasanya yang manis dan lezat, madu juga berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Potensi usaha ini menjadi primadona yang kerap dilirik para pengusaha. Peternakan lebah penghasil madu berkualitas pun bermunculan guna menyuplai kebutuhan madu yang semakin banyak penggemarnya.

Namun, hal yang positif ini diganggu segelintir pedagang. Popularitas madu memancing segelintir orang tak bertanggung jawab mereguk manisnya kepopuleran itu dengan meracik dan mengedarkan madu palsu. Tak hanya itu, produk madu palsu ini disinyalir menggunakan bahan kimia berbahaya yang tak layak dikonsumsi manusia. Ini bukanlah pernyataan asal tuduh.

"Bisikan" berharga tim Sigi SCTV dapatkan dari seorang kenalan yang mengerti lika-liku penjualan madu aspal alias asli tapi palsu. Kami pun diajak menyambangi seorang penjual madu yang diduga kuat pengoplos madu aspal ini, sebut saja namanya Pak Sarjono.

Penggalian informasi dimulai dari cara madu aspal diracik termasuk cara membedakannya dengan madu asli. Pedagang madu ini paham betul membedakan madu yang asli dengan yang aspal. Secara kasat mata membedakannya bukan perkara mudah, pasalnya pengelompokan madu asli dan madu palsu butuh ketelitian.

Ini baru sekadar kesaksian. Sejumlah bukti pun terus bertambah dari cerocosan sang pedagang madu ini. Tanpa disadarinya, senjata pamungkas andalan kami adalah kamera tersembunyi yang terus merekam perbincangan kami.

Pancingan terus kami sodorkan dengan berbagai cara untuk menyakinkan agar sang pengoplos bersedia membeberkan resepnya meracik madu palsu. Upaya lobi terus dilakukan agar bisa mengakses pendistribusian dan juga proses pembuatan yang terekam dengan kamera tersembunyi.

Setelah yakin barang bukti berupa madu yang digadang si pedagang madu sebagai racikannya adalah madu palsu, kami pun tak ragu menukarnya dengan uang. Sangat penting bagi kami mendapatkan sampel madu ini untuk diuji di laboratorium guna membuktikan kebenaran seputar madu palsu.

Karena negosiasi pembeberan resep madu palsu belum sepenuhnya disepakati, langkah selanjutnya sampel madu ini diboyong ke laboratorium yang kompeten.

Metode pengujian sampel yang dipilih cukup sederhana, yakni madu diteteskan pada median kertas. Dari sini saja sudah bisa diklarifikasi keaslian madu.

Tes kembali dilakukan dengan menggunakan alat bernama pixel olfactometer untuk mengetahui kadar kemanisan. Dari salah satu sampel yang diuji dapat disimpulkan madu ini mengalami penyimpangan.

Fakta adanya madu asapl terbukti karena sampel yang diuji menunjukkan kemurnian madu dipertanyakan. Kami pun menagih janji kepada si peracik madu yang sempat menjanjikan akan membongkar resep madu aspal ini.

Persiapan pun dilakukan bahan-bahan yang diperlukan mulai dicari. Cukup dengan berjalan kaki Pak Sarjono membeli bahan dasar di toko yang tak jauh dari kediamannya. Ia pun berbelanja tawas, penjernih air yang jelas jelas bukan untuk bahan makanan. Harganya murah cukup dua ribu rupiah saja. Pembelian bahan kimia ini membuat kami bertanya keterkaitan antara penjernih air ini dan pembuatan madu oplosan.

Usai membeli tawas, kami bergeser ke tempat pembelian alkohol, gula dan terigu. Perburuan bahan pelengkap madu abal-abal pun selesai. Sang pengoplos mempertontonkan kelihaian membuat madu buatannya. Bahan bahan baku tersebut dicampur menggunakan jurus ilmu kira-kira yang pastinya ngawur dan tak bisa dipertanggungjawabkan.

Madu aspal ini pun dimasukkan ke dalam botol yang sudah disiapkan. Setelah itu sang peracik memasukkan alkohol berkadar 95 persen yang nyaris murni ke dalam botol. Takarannya asal-asalan. Alasan alkohol ikut dicampurkan kedalam madu oplosan ini agar saat dibuka menyengat seperti madu asli. Madu oplosan ini pun siap diperjualbelikan.

Keesokan harinya, Pak Sarjono mengajak kami melihatnya melego madu oplosan ke masyarakat. Tak perlu waktu lama menjajakan madu aspal ini, madu buatannya sudah berpindah tangan. Rejeki untuk si peracik, derita buat pembeli. Waktu pun terasa berlalu begitu cepat karena hanya hitungan jam madu oplosan ini laris terjual.

Cukup bebasnya oknum pedagang madu nakal ini beroperasi membuat kami mengonfirmasinya ke instansi terkait. Terutama, buat mengetahui seberapa besar tingkat pengawasan terhadap peredaran madu oplosan.

Kendati demikian, ada hal yang patut disyukuri karena tak semua pedagang berkelakuan seperti itu. Masih banyak pembuat madu yang berhati nurani. Mereka memproses pembuatan madu menggunakan cara yang benar, bersih hiegenis dan bisa dipertanggungjawabkan.

Agar konsumen tak terjebak dengan madu oplosan berikut kiat sederhana memilih madu yang asli:

1. Teteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu akan mudah terserap oleh kertas sedangkan yang asli lebih lama.
2. Kocok madu yang akan Anda beli. Madu asli akan membentuk gas sedang yang aspal tidak.
3. Campur madu dengan telur ayam. Madu asli akan membentuk gumpalan sedangkan oplosan lebih mencair.
4. Belilah madu pada tempat yang sudah dipercaya.
(ADI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini