Sukses

Pelayanan Kesehatan bagi Warga Miskin

Pemprov DKI terus berupaya memberikan layanan kesehatan untuk warganya dengan harga yang rendah namun dengan standar yang tinggi.

Liputan6.com, Jakarta: Mahalnya biaya rumah sakit dan klinik dokter umum membuat masyarakat lebih memilih pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Seiring berjalannya waktu serta kebutuhan masyarakat, jenis pelayanan kesehatan yang ditawarkan di Puskesmas pun makin lengkap dan variatif.
 
Di DKI Jakarta, terdapat 296 Puskesmas kelurahan dan 44 Puskesmas kecamatan. Untuk tingkat kecamatan, tiga di antaranya sudah melayani rawat inap. Puskesmas di DKI telah dilengkapi peralatan medis yang menunjang kebutuhan warga Ibu Kota. Termasuk, dibukanya pelayanan 24 jam serta keberadaan dokter spesialis.
 
Di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, misalnya. Ada lebih dari 10 poli, di antaranya poli umum, mata, gigi, paru, gizi, poli anak, dan poli penyakit dalam. "Kalo kita lihat sekarang, dengan memakai level servis ISO tadi yang ke sana bukan lagi golongan menengah ke bawah, tetapi juga golongan menengah pun sudah banyak yang ke Puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Ernawati.
 
Pemprov DKI terus berupaya memberikan layanan kesehatan untuk warganya dengan harga yang rendah namun dengan standar yang tinggi. Hal ini tidak lain untuk memberikan kemudahan bagi warga tidak mampu. "Kita memberikan pelayanan buat orang miskin itu nggak main-main. Tarifnya jelas, kapan dia mesti berobat juga jelas," papar Ernawati.
 
Hingga kini tercatat warga miskin di DKI sejumlah 800 jiwa. Dengan rasio angka kesakitan warga miskin dalam setahun tiga kali sakit, maka sepanjang 2010, warga miskin yang butuh pengobatan sebanyak 2,5 juta jiwa. Untuk 33 jiwa di antaranya dioperasi jantung dan 5.400 jiwa memperoleh cuci darah gratis.
 
"Target kita ke depan adalah bagaimana kita meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat miskin. Kelas tiganya kita siapkan dengan baik. Standar level of services kita perbaiki, penolakan kita limitasi. Karena isunya selama ini terjadi penolakan-penolakan, sekarang mulai jarang, karena puskesmas-puskesmas sudah sediakan tempat tidur," jelasnya.
 
Pemprov pun berupaya mempermudah layanan bagi warga yang ingin berobat ke Puskesmas. Sebab, jumlah kunjungan warga yang sakit kini sudah mencapai ratusan per hari. "Kunjungan secara keseluruhan itu 300 sampai 400 per hari. Apalagi kalo hari Senin untuk Gakin (keluarga miskin) berkisar 30 sampai 50 persen," tandas Kepala Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk, Dr Ummul Khairi.
 
Tingginya jumlah pasien yang berobat ke Puskesmas membuktikan bahwa mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas semakin dipercaya masyarakat. Hal
ini terkait dengan program Jamkesda atau Jaminan Kesehatan Daerah yang merupakan wadah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di DKI Jakarta dan digratiskan.
 
"Walaupun persyararatan belum dipenuhi oleh yang bersangkutan. Tapi namanya orang sakit, kita harus segera melayani, kelengkapannya boleh menyusul," tambah Khairi.(APY/ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.