Sukses

Presiden Yaman Siap Mundur dalam 90 Hari

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan bahwa ia siap mundur dalam 90 hari, setelah tercapainya perjanjian mengenai proses resmi bagi pelaksanaan prakarsa Teluk.

Liputan6.com, Sanaa: Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan bahwa ia siap mundur dalam 90 hari, setelah tercapainya perjanjian mengenai proses resmi bagi pelaksanaan prakarsa Teluk. Hal ini dimaksudkan untuk mengakhiri krisis yang telah berusia sembilan bulan di negaranya.

Saleh, yang sejauh ini menolak untuk menandatangani perjanjian yang diusulkan oleh keenam anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) pada April lalu, mengatakan pada televisi Saluran 24 Prancis dalam satu wawancara bahwa ia telah memberi wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi, wewenang untuk merundingkan perjanjian dengan oposisi, Senin (14/11).

Ketika ia ditanya kapan akan mundur, Saleh mengatakan: "Ketika perjanjian berdasar prakarsa Teluk dicapai, dan ketika itu ditandatangani, dan (disetuju) mekanisme operasional dan ketika pemilihan diadakan, presiden akan mundur".

Katika ditanya apakah ada kerangka waktu bagi kepergiannya, ia mengatakan: "Itu pasti. Itu dalam 90 hari (dari perjanjian)".

"Saya memiliki 33 tahun pengalaman berkuasa dan saya tahu kesulitannya, saya tahu yang negatif dan yang positif. Orang yang melengket ke kekuasaan adalah orang gila," katanya.

Seorang pejabat oposisi mengatakan, Ahad, bahwa Saleh telah berusaha untuk menggagalkan misi utusan PBB Jamal Benomar untuk melaksanakan prakarsa Teluk yang didukung PBB, dengan bersikeras untuk tetap berkuasa hingga pemilihan baru diadakan.

"Saleh ingin mempertahankan semua kekuasaannya hingga pemilihan presiden baru dan itu ditolak oleh oposisi dan karena itu misi utusan PBB itu akan gagal," kata pejabat tersebut yang menolak disebutkan jati dirinya.

Benomar telah mendesak semua kelompok di Yaman, Senin, untuk mencapai perjanjian "guna menyelamatkan rakyat Yaman dari penderitaan karena krisis sekarang ini", kata laman Internet kementerian pertahanan Yaman.

 "Saya hampir tiap hari berhubungan dengan semua pihak oposisi di Yaman dan upaya-upaya akan diteruskan untuk mencapai akhir damai atas krisis itu," katanya.

Berdasarkan sebuah "mekanisme operasional" yang diusulkan oleh Benomar, Saleh akan mundur dengan segera, yang akan memicu pembentukan pemerintah persatuan nasional sebelum pemilihan presiden yang dipercepat. Sebuah badan akan dibentuk untuk menyusun kembali pasukan bersenjata.

Saleh mengatakan ia tak memiliki keberatan pada penyusunan kembali pasukan bersenjata, yang terbelah setelah demonstrasi terhadap pemeritahnya mulai pada Februari lalu. "Pembentukan kembali militer, saya tidak memiliki masalah dengan itu. Militer adalah milik tanah air ini dan bulan properti pribadi," katanya.

Saleh juga menyalahkan demonstrasi Arab Spring, menyebutnya sebagai demonstrasi "anarki Arab".

Ia mengatakan dukungan pada demonstrasi itu datang dari sebuah "negara kecil dan tanpa bobot" -- tampaknya merujuk ke Qatar, negara Arab Teluk kaya dan menampung saluran televisi satelit Al Jazeera, yang memberikan liputan simpatis pada pemberontakan Arab Spring, khususnya demonstrasi di Libya dan Suriah.(ANT/Reuters/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini