Sukses

Obama Bertemu Sekjen NATO

Pertemuan di Gedung Putih, itu berlangsung pada saat para pejabat tinggi sedang membela peran AS dalam kampanye aliansi Barat membantu menggulingkan pemimpin Libia Muammar Khadafi.

Liputan6.com, Washington DC: Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen di Gedung Putih, Washington DC, Senin (7/11). Pertemuan ini pada saat para pejabat tinggi sedang membela peran AS dalam kampanye aliansi Barat membantu menggulingkan pemimpin Libia Muammar Khadafi.

Obama dan Rasmussen berbicara di Ruang Oval, Gedung Putih, dalam satu pertemuan yang dibuka sebentar untuk para fotografer, tapi tertutup bagi wartawan. Gedung Putih kemudian memberikan beberapa rincian agenda pembicaraan. "NATO baru saja menyelesaikan misi yang sangat penting di Libia yang kami percaya dijalankan sangat efektif," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney.

Gedung Putih dikritik atas perannya dalam operasi Libia oleh Partai Republik yang mengatakan bahwa misi itu menunjukkan kepemimpinan yang tidak cukup di dalam operasi. Serta, memungkinkan sekutu seperti Prancis dan Inggris untuk memikul banyak tugas tempur.

Kendati demikian, para pembantu Obama membantah kritik bahwa mereka "memimpin dari belakang" atas upaya itu. Mereka menambahkan bahwa serangan awal AS yang menghabisi pertahanan udara Libia dan peran dukungan yang termasuk aset-aset intelijen penting.

Duta Besar AS untuk NATO, Ivo Daalder, mengatakan bahwa taktik presiden "membuat ruang bagi sekutu untuk menjadi sekutu". "Ini adalah cara kerja NATO yang baru, di mana kepemimpinan Amerika di NATO penting, di mana militer Amerika sangat diperlukan, tetapi di mana Amerika tidak harus melakukan semua itu," kata Daalder di Dewan Atlantik.

"Tidak ada negara di dunia yang bisa melakukan apa yang Amerika bisa, terutama ketika tampil kemampuan seperti (intelijen, pengawasan dan pengintaian) pengisian bahan bakar udara, gangguan dan penargetan. "Jika Libia harus sukses, AS harus melakukan apa yang hanya Amerika Serikat bisa melakukannya."

Pertemuan antara Rasmussen dan Obama terjadi sepekan setelah NATO secara resmi mengakhiri misinya di Libia, dan mengatakan bahwa pihaknya telah memenuhi mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melindungi warga sipil dalam sebuah operasi yang membantu menggulingkan Khadafi.

Rasmussen juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton, Menteri Pertahanan Leon Panetta, Penasihat Keamanan Nasional Tom Donilon dan para anggota Senat. Kunjungan itu dilakukan enam bulan sebelum AS menjadi tuan rumah bagi pertemuan puncak NATO itu di Chicago, AS, Mei 2012.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini