Sukses

Korban Tewas Bom Bunuh Diri Turki Bertambah

Korban tewas serangan bom bunuh diri di Turki, bertambah menjadi dua orang. Sedangkan 12 lainnya dikabarkan mendapat luka ringan dan tiga orang cedera serius.

Liputan6.com, Ankara: Korban tewas serangan bom bunuh diri di Kota Bingol, Turki, bertambah menjadi dua orang. Sedangkan 12 lainnya dikabarkan mendapat luka ringan dan tiga orang cedera serius akibat serangan bom bunuh diri yang diduga dilakukan seorang wanita pada Sabtu (29/10). Serangan ini terjadi tepat pada ulang tahun ke-88 berdirinya Republik Turki [baca: Bom Bunuh Diri Serang Turki].

Gubernur Mustafa Hakan Guvencer mengatakan, serangan itu terjadi di jalan utama tempat tinggal suku Kurdi di Kota Bingol. Sejauh ini belum ditemukan bukti mengenai keterlibatan suku Kurdi.

Pada masa lalu, separatis Kurdi yang berjuang untuk otonomi di tenggara Turki, pernah melancarkan serangan bunuh diri. Kecurigaan pun mengarah kepada mereka.

Ledakan tersebut menghancurkan kaca dan jendela-jendela toko di gedung-gedung sekitarnya. Menteri Dalam Negeri Idris Naim Sahin mengatakan, sekalipun ledakan terjadi dekat gedung partai AK yang berkuasa, namun bangunan itu bukanlah sasaran peledakan sebenarnya.

Konflik Turki dengan pemberontak Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, tercatat telah menewaskan puluhan ribu orang sejak gempuran bersenjata pada 1984. Serangan terjadi 10 hari setelah militer Turki melancarkan operasi besar-besaran anti-pemberontak di Turki bagian tenggara dan melintas perbatasan di utara Irak. Saat itu sedikitnya puluhan orang tewas.

Serangan bom bunuh diri terakhir terjadi pada September lalu, ketika penyerang meledakkan bom di luar sebuah stasiun paramiliter dekat kota resort Mediterania, dan melukai dua orang.

Sepuluh hari sebelumnya, sebuah bom mobil di ibu kota Turki, Ankara, menewaskan lima orang. Sebuah kelompok militan Kurdi, yaitu organisasi kebebasan bangsa Kurdi atau TAK, mengaku bertanggung jawab atas pengeboman mobil tersebut. Mereka pun kemudian mengancam akan melakukan lebih banyak serangan serupa seperti itu.(ANS/AP)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini