Sukses

Yerusalem, Kota Suci Tiga Iman

Bagi umat Islam, Yerusalem punya makna yang besar karena keberadaan Al Aqsa. Inilah kiblat pertama salat sebelum datang perintah Allah ke arah Ka'bah di Kota Mekkah, Arab Saudi.

Liputan6.com, Yerusalem: Selamat datang di Yerusalem. Tanah para nabi. Kota istimewa tiga agama besar, Islam, Nasrani, dan Yahudi. Inilah tanah berjuluk Kota Suci Tiga Iman.

Yerusalem yang berusia lebih dari 3.000 tahun juga menyimpan cerita perang bersimbah darah di setiap periode zaman. Tragedi Perang Salib dan Salahudin Al Ayubi adalah salah satu peristiwa besar dari jejak masa lampau daerah tersebut.

Bahkan sampai kini, Yerusalem tetap menjadi pusaran konflik antara Israel dan Palestina. Melahirkan keributan tak berkesudahan antara kaum Muslim Palestina dan bangsa Yahudi.

Yerusalem memang tak bisa disamakan dengan kota-kota besar lain di dunia. Ada banyak tempat bersejarah terkait persoalan keyakinan beragama di sini. Satu yang paling mencolok adalah Tembok Ratapan. Di sinilah bait suci, tempat beribadah umat Yahudi. Sudah dua kali bait suci dihancurkan saat perang besar dan ini adalah periode ketiga dari kepingan masa lampau yang luluh lantak.

Letaknya yang yang bersisian dengan Masjid Al Aqsa, tempat singgah Nabi Muhammad ketika Mi'raj ke langit ketujuh, menjadi penanda Yerusalem menjadi sebuah kota yang riuh dengan urusan spiritualitas. Masjid Al Aqsa secara harafiah bermakna masjid terjauh. Masjid ini adalah bagian dari kompleks bangunan suci di Yerusalem yang dikenal dengan nama Al-haram Asy-syarif.

Bagi umat Islam, Yerusalem punya makna yang besar karena keberadaan Al Aqsa. Inilah kiblat pertama salat sebelum datang perintah Allah ke arah Ka'bah di Kota Mekkah, Arab Saudi.

Tak jauh dari Al Aqsa, terdapat bongkahan batu yang dipercaya umat Islam sebagai titik keberangkatan Nabi Muhammad dalam peristiwa Mi'raj, perjalanan malam hari ke langit. Keberadaan Al Aqsa, kubah batu Al Shakra atau Dome of Rock di Yerusalem, kerap didatangi kaum Muslimin.

Meski kota tua Yerusalem saat ini berada di bawah kekuasaan Israel, wilayah haram Al Syarif dengan kubah emas dan Masjid Al Aqsa tetap berada dalam pengelolaan Kementerian Waqaf Yordania. Hanya mereka beragama Islam yang diperkenankan memasuki wilayah tersebut.

Tak jauh dari Yerusalem, lokasi kelahiran Yesus Kristus di Bethlehem pun mengundang para peziarah Nasrani. Pemeluk agama Kristen percaya di sinilah jejak Yesus Kristus yang lahir dari rahim perawan suci bernama Maria berada. Terdapat pula palungan, bayi Yesus dibaringkan.

Dan pada usia ke-30, Yesus mulai menyebarkan risalah kebenaran terutama pada murid-muridnya yang berjumlah 12 orang. Sampai pada akhirnya di tanah Yerusalem ia mengalami siksaan pedih dan disalib di Bukit Golgota.

Umat Nasrani meyakini inilah jalur bersejarah. Jalan yang dilalui Yesus Kristus saat mengusung salib menuju kalvari atau Bukit Golgota.

Pontius Pilatus, penguasa Roma di provinsi jajahan Yudea, menjatuhkan hukuman salib kepada Yesus. Ini adalah hukuman terkeras bagi para kriminal dan penentang penguasa. Tapi Yesus bukanlah keduanya. Umat Nasrani percaya Yesus hanyalah seorang pengajar kebenaran yang membuat panas telinga para pemuka agama dan imam-imam kepala yang terganggu popularitasnya. Bersama pemerintah Roma, mereka pun berkonspirasi untuk menyingkirkan Yesus.

Di jalan ini ada 14 titik pemberhentian yang ada sejak abad ke-18. Lima titik salib terakhir berada di Gereja Makam Kudus. Stasi pertama dan kedua memperingati peristiwa pertemuan dan pengadulan Yesus oleh Pontius Pilatus.

Sesuai tradisi monotheisme bangsa Semit, Yesus melaksanakan fungsi kenabiannya dengan penuh iman dan kepasrahan. Satu-satunya pengetahuan yang dimiliki adalah hukum torah dan keimanan serta kecintaannya kepada Tuhan melebihi segala sesuatu.

Bagi elite Yahudi ketika itu, apalagi penguasa Roma, Yesus tidak lebih dari kaum pinggiran Galilea yang hanya layak diperolok dan disalibkan bersama-sama dua kriminal kelas teri. Penderitaan yesus ketika itu pun hingga kini tetap dikenang oleh umat Kristiani. Peziarah silih berganti datang ingin merasakan lebih dalam tentang makna sebuah pengorbanan. Menjadikan Yerusalem sebagai kota yang makin kental dengan aroma tiga keyakinan besar.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini