Sukses

Akhir Tahun, Pasukan AS Hengkang dari Irak

Keputusan itu diambil setelah Irak tidak menyetujui kekebalan hukum bagi satuan kecil tentara yang Washington harapkan tetap berada di negara itu. Terutama untuk melatih tentara Irak dan melawan pengaruh Iran.

Liputan6.com, Washington DC: Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan, seluruh pasukan AS akan meninggalkan Irak akhir tahun 2011. Ini mengakhiri perang lama yang menimbulkan perbedaan politik yang dalam dan menjauhkan AS dari sekutunya. Keputusan yang diumumkan pada Jumat (21/10) itu, diambil setelah Irak tidak menyetujui kekebalan hukum bagi satuan kecil tentara yang Washington harapkan tetap berada di negara itu. Terutama untuk melatih tentara Irak dan melawan pengaruh Iran.

Setelah hampir sembilan tahun, lebih dari 4.400 tentara AS dan puluhan ribu warga Irak tewas dan menghabiskan dana ratusan miliar dolar, Obama mengatakan tentara terakhir AS akan pulang. "Hari ini saya dapat melaporkan bahwa, sesuai yang telah dijanjikan, sisa pasukan kita di Irak dipulangkan akhir tahun ini. Setelah hampir sembilan tahun, perang AS di Irak akan berakhir," kata Obama di Gedung Putih.

"Pasukan kita di Irak pasti akan ditarik," kata Obama, yang menang dalam pemilihan presiden dengan kampanye menentang perang tidak populer itu dan berjanji akan menarik seluruh personel AS dari Irak. Adapun orang yang digantikan Obama, George W. Bush memerintahkan penyerbuan ke Irak pada 2003, dengan alasan bahwa Presiden Saddam Hussein membahayakan dunia dengan program senjata-sejuta pemusnah massalnya. Setelah Saddam digulingkan, senjata-senjata seperti yang dituduhkan itu tidak pernah ditemukan.

Obama mengumumkan penarikan itu setelah menyelenggarakan satu konferensi video dengan Perdana Menteri Irak Nuri al Maliki. Para pejabat pertahanan AS mengatakan perundingan mengenai misi militer masa depan gagal karena masalah perlindungan hukum bagi pasukan AS itu. "Itu adalah satu garis merah bagi kita," kata serang pejabat AS yang tidak bersedia namanya disebutkan.

Obama mengatakan bahwa walaupun gagal, para pejabat pertahanan AS masih akan membantu melatih pasukan Irak, seperti yang telah dilakukan mereka di banyak negara lain. Dan beberapa jam kemudian, Menteri Pertahanan Leon Panetta mengonfirmasikan strategi seperti itu.

"Apabila kami merampungkan pengurangan kehadiran pasukan tempur, maka saya kira kami akan mulai satu proses perundingan dengan mereka," kata Panetta kepada wartawan.

"Kami sekarang mengalihkan perhatian penuh kami untuk melanjutkan satu kemitraan strategis jangka panjang dengan Irak yang didasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati," imbuhnya.

Pengumuman Presiden Obama untuk menarik seluruh pasukan itu memenuhi satu janji pentingnya dalam kampanye pada 2000, yang dilakukan pada saat perang Irak masih berada dalam situasi sulit dalam politik AS. Kebijakan itu juga diambil setelah tindakannya sebagai panglima militer didukung dengan pembunuhan Usamah bin Ladin dan para tersangka penting Al-Qaidah, meningkat dengan tewasnya Muammar Khadafi setelah satu misi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mendukung pemberontak Libia.

Namun, kandidat presiden dari Partai Republik Mitt Romney menuduh Obama memimpin satu "kegagalan yang mengherankan untuk menjamin transisi yang tertib di Irak" yang membahayakan kemenangan yang diperoleh melalui pengorbanan tentara-tentara AS.

Para anggota Partai Demokrat sebagian besar mendukung tindakan Obama itu. Senator John Kerry mengatakan Washington memenuhi kewajiban-kewajibannya pada satu negara yang ingin merencanakan masa depannya.

Adapun PM Maliki yang diundang Obama ke Gedung Putih Desember lalu dalam satu pernyataan singkat mengatakan bahwa kedua pemimpin itu sepakat bagi penarikan pasukan itu. Sisa 39.000 tentara AS harus ditarik pada akhir 2011 sesuai dengan satu perjanjian antara dua nrgara yang dicapai selama pemerintah Bush.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini