Sukses

Situs Suci di Balik Tembok Kuno Yerusalem

Salah satu puncak ziarah bagi umat Katolik di Holy Land, Yerussalem, Israel, adalah mengikuti jalan Salib di Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan. Dengan memikul Salib di 14 perhentian hingga ke puncak Gunung Golgota tempat Yesus disalibkan.

Liputan6.com, Yerussalem: Salah satu puncak ziarah bagi umat Katolik di Holy Land, Yerussalem, Israel, adalah mengikuti jalan Salib di Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan. Namun, sebelum menuju kawasan itu, reporter Jeremy Teti dan kameraman Frets Ferdinand mengunjungi sejumlah situs di balik tembok kuno Yerusalem.

Dari Gerbang Singa, perjalanan dilanjutkan menuju ke Gereja Santa Ana yang dibangun Isteri Baldwin Satu dengan gaya arsitektur Romanesque. Gereja tersebut dipercaya merupakan rumah kelahiran Bunda Maria. Setelah direstorasi, gereja ini diserahkan kepada kelompok White Fathers. Gereja yang dibangun pada 1100 Masehi ini merupakan salah satu peninggalan terbaik dari para kesatria Perang Salib saat meninggalkan Yerusalem yang ketika itu meninggalkan sekitar 30 gereja.

Dari gereja Santa, perjalanan berlanjut ke Kolam Bethesda. Kolam tua yang sudah mengering ini dipercaya memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit, terutama bagi penderita lumpuh. Kolam ini diprediksi tertimbun selama ratusan tahun.

Untuk menuju Via Dolorosa atau jalan penderitaan, perjalanan harus dilanjutkan melalui gerbang rangkap tiga Romawi. Jalan kuno ini dulu dilalui Yesus sambil membawa salib setelah dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus. Hampir setiap hari jalan ini selalu didatangi umat Katolik dari berbagai penjuru dunia. Pasalnya, jika tidak berjalan melalui Via Dolorosa ini, para peziarah kurang merasa afdol berkunjung ke Tanah Suci.

Sebelum menuju ke Gunung Kalvari, sepanjang jalan Via Dolorosa ini terdapat 14 perhentian yang menggambarkan kisah sengsara Yesus sebelum disalibkan di puncak Golgota. Dipimpin Romo dan Suster, peziarah secara bergantian memikul salib sambil berdoa. Dari sinilah satu persatu peserta ziarah mulai menteskan air mata haru mengenang kisah sengsara Yesus di setiap pemberhentian.

Di sepanjang Jalan Salib ini, peziarah tidak berjalan di bukit bebatuan yang panas terik. Namun, berjalan di antara lorong-lorong pertokoan dan kios-kios yang menjual sejumlah cindera mata khas bagi para peziarah. Sesampai di Bukit Golgota, tim mengunjungi Gereja Makam Kudus. Peziarah harus melalui sejumlah anak tangga yang sempit menuju tempat Yesus disalibkan, dimakamkan, dan dibaringkan.

Gereja ini dibangun 324 Masehi. Di dalamnya terdapat potongan batu yang dulu sebagai tempat pembaringan Yesus serta sebuah ruangan kecil sebagai tempat makam Yesus. Karena ruangannnya yang sempit, maka setiap peziarah harus sabar antre untuk masuk secara bergiliran ke area makam.(ADI/BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.