Sukses

Kekeringan Membuat Warga Pusing Tujuh Keliling

Penggilingan padi di Pandeglang, Banten, berhenti beroperasi karena tak ada gabah yang digiling. Petani kacang hijau di Bima, NTB, terpaksa panen lebih cepat dari waktunya.

Liputan6.com, Purwakarta: Kemarau panjang terus mendatangkan kesulitan air bersih. Warga di Desa Cibeber, Purwakarta, Jawa Barat, terpaksa menggunakan air sungai untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, seperti terlihat baru-baru ini.

Tak hanya warga Cibeber, air sungai juga menjadi tumpuan warga desa lain di Kecamatan Kiara Pedes. Demi mendapatkan beberapa jeriken air, mereka rela jauh-jauh datang dengan mengendarai sepeda motor.

Warga menuturkan, kekeringan selalu melanda desa mereka setiap kemarau datang. Itulah sebabnya, warga berharap pemerintah membangun jaringan pipa air bersih di desa tersebut.

Kekeringan juga berdampak pada terhentinya tempat-tempat penggilingan padi di Kabupaten Pandeglang, Banten. Penyebabnya sudah lebih satu bulan ini tak ada petani yang datang membawa gabah untuk digiling. Puluhan hektare sawah dibiarkan tidak ditanami akibat kekeringan. Jika terus berlanjut, kondisi ini dikhawatirkan akan mempengaruhi pasokan beras di pasaran.

Sedangkan para petani kacang hijau di Desa Tente Naru, Kecamatan Woha, Bima, Nusa Tenggara Barat, terpaksa panen lebih cepat karena ketiadaan air untuk menyiram tanaman mereka. Bahkan, sebagian petani membabat tanaman mereka untuk dijadikan pakan ternak.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini