Sukses

Petani Gunakan Kincir Air untuk Sawah

Para petani di dearah Rajapolah, Tasikmalaya, Jabar, tetap bisa menggarap sawah dengan air yang berkecukupan. Mereka menggunakan kincir untuk menaikan air dari Sungai Citanduy ke sawahnya.

Liputan6.com, Tasikmalaya: Disaat para petani mengeluhkan kesulitan air akibat kemarau panjang, para petani di daerah Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, tetap bisa menggarap sawah mereka. Pantauan Liputan 6 SCTV, Jumat (16/9), meski dalam kondisi kemarau, hamparan persawahan masih tetap menghijau.

Menurut Maman, petani Rajapolah, mereka menggunakan kincir air untuk menaikan air dari Sungai Citanduy agar sawah mereka mendapat irigasi. Secara bergotong royong petani membuat kincir dan saluran air dengan bermodalkan bambu.

Metode ini membuat belasan hektare sawah di sepanjang Sungai Citanduy bisa tetap produktif dan petani bisa memanen padinya sebanyak tiga kali setahun. Tapi, tambah Maman, teknik kincir air hanya dilakukan selama musim kemarau saat Sungai Citanduy sedang surut. Sebab, saat musim hujan, kincir akan terbawa banjir.

Hingga kini, baru ada 11 kincir air yang dibuat petani, biasanya mencapai 20 buah, tergantung kebutuhan sawah yang akan diairi. Untuk satu kincir, dibutuhkan biaya pembuatan hingga Rp 700 ribu dan mampu mengairi sawah hingga satu hektare.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.