Sukses

Warga Aceh Tewas Terinjak Gajah

Warga Desa Seumambek, Kabupaten Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam, tewas akibat terinjak kawanan gajah yang memasuki perkampungan.

Liputan6.com, Meulaboh: Abdul Halim, warga Desa Seumambek, Kabupaten Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam, tewas akibat terinjak kawanan gajah yang memasuki perkampungan, Jumat (12/8). Kawanan gajah itu menyerbu tiga desa di kecamatan itu, Desa Macah, Gunong Reubo, dan Ujong Rambong.

"Tiga desa itu paling angker. Setiap saat gajah mengamuk di kawasan tersebut. Kadang-kadang binatang berbelalai panjang itu turun sampai ke Kabupaten Aceh Barat, karena tiga desa tadi sudah hampir menjadi hutan pemisah dengan Kabupaten Nagan Raya," kata Mulyadi, warga desa itu.

Untuk menghalau hewan itu, warga memasang sejumlah perangkap. Paku-paku besar ditanami warga di jalur-jalur kegemaran gajah liar itu. Asumsinya, kalau gajah menginjak perangkap berpaku itu maka rasa sakit di kaki mereka akan membuat gajah-gajah itu jera masuk ke perkampungan.

Ternyata, perangkap-perangkap itu justru menjadi pemicu kemarahan kawanan gajah itu. Sebaliknya, warga Desa Macah, Gunong Reubo, dan Ujong Rambong, lebih merasa terusik atas kehadiran gajah-gajah liar itu. Warga di tiga desa itu hampir selalu memasang obor setiap malam supaya gajah-gajah tidak merusak rumah mereka saat terlelap.

"Kalau keluar malam memang warga kami tidak berani, karena kadang gajah itu bersembunyi di semak-semak. Kalau nampak kami lewat, mka kami akan dikejar. Dan kalau malam tidak tahu lari ke mana," jelas Mulyadi.

Mulyadi mengatakan, warga di desanya sudah pernah dilakukan penangkapan dengan memancing kawanan satwa liar itu dengan gajah peliharaan sekitar tiga tahun silam. Namun, hanya dua gajah yang berhasil ditangkap setelah dibius petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari luar Aceh.

Setelah kejadian itu, sebagian warga setempat memilih pindah keluar dari desa mereka. Akibatnya, kawasan tersebut hampir menjadi hutan belantara dan tempat bermain kawanan gajah liar itu. Untuk mendatangi kawasan itu sangat susah, karena tidak ada sarana transportasi dan jembata. Rakit jadi pilihan warga menyusuri Sungai Cot Kuta itu.

Mulyadi menyatakan, masyarakat di kawasan itu mengharapkan dibangun jembatan sebagai penghubung dengan Cot Kuta, agar dapat dijadikan jalan evakuasi saat gajah di wilayah itu mengamuk. "Kalau jembatan dibangun warga di sana pasti maju, dan gajah liar itu tentu secara pelahan meninggalkan permukiman kami. Dan warga di sana pun bisa menjadikan jembatan itu jalan evakuasi ke Kota Seunagan," harapnya. (Ant/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini