Sukses

Kerusakan Mangrove Mengancam Kawasan Konservasi Riung

Keindahan Taman Wisata Alam 17 Pulau di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, NTT, mulai pudar. Sebab, 64 persen hutan bakau dan terumbu karang di kawasan Laut Flores itu sudah hancur.

Liputan6.com, Ngada: Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusatenggara Timur, tak sekadar dikenal sebagai kawasan konservasi. Namun, daerah pesisir di sebelah utara Pulau Flores ini juga menyimpan pesona Taman Wisata 17 Pulau Riung. Pasir putih yang menghampar bak permadani, terumbu karang yang elok, dan panorama 17 pulau yang mengitari Teluk Riung itu menjadi daya tarik yang menakjubkan.

Masyarakat setempat sangat dekat dengan kawasan cagar alam Riung. Lihat saja. Varanus Riungensis alias komodo yang oleh penduduk setempat disebut mbou tampak berkeliaran di perkampungan nelayan lokal. Daerah yang menjadi gerbang menuju Laut Flores ini adalah lahan kehidupan para nelayan. Sebab, selain hutan bakau, rumput laut, dan terumbu karang yang menjadi habitat biota laut di sana, daerah ini juga menyediakan ikan-ikan segar. Harmonisasi alam dengan manusia ini seakan menjadi etalase kawasan Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung. Semua itu hanya bisa dintip dengan menumpang perahu nelayan, satu-satunya alat transportasi di sana.

Butuh waktu setengah jam dari Dermaga Riung untuk menikmati Pulau Rutong dengan pasir putihnya. Pemandangan gugusan pulau di kawasan taman wisata ini makin cantik dilihat dari atas puncak bukit. Di sebelah barat atau sekitar satu jam perjalanan air, atraksi dramatik ribuan kelelawar yang keluar saat senja tampak di Pulau Ontoloe.

Tri Agung Rooswadji Wakil Pimpinan Proyek World Wide Fund for Nature (WWF) NTT mengatakan, terdapat 183 spesies karang dari 52 genera dan tergolong dalam 16 famili di perairan tersebut. Kawasan itu juga menjadi habitat sekitar 300 spesies ikan. Sayangnya, keindahan flora dan fauna di kawasan ini terancam pudar. Sebab, mangrove atau hutan bakau di pesisir pantai serta terumbu karang di perairan Laut Flores rusak sangat parah. "Kerusakan mencapai 64 persen," kata Tri.

Padahal, tambah dia, kerusakan terumbu karang yang menjadi habitat biota laut akan menyebabkan deretan akibat lain. Misalnya, ikan-ikan yang lenyap perlahan. Keadaan ini tak pelak akan melorotkan penghasilan nelayan. Lebih jauh lagi, kerusakan lingkungan pun diam-diam mengintai Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung.

Asal tahu saja, Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 81 ribu kilometer dengan perairan dangkal dan hangat, disebutkan paling ideal untuk pertumbuhan terumbu karang. Diperkirakan luas tutupan terumbu karang Indonesia sebesar 42 ribu kilometer persegi atau sekitar 17 persen dari seluruh terumbu karang dunia. Dengan jumlah genera terbesar ditambah 2.000 jenis ikan dan 5.000 moluska, kepiting, bintang laut dan spesies lain, terumbu karang Indonesia menjadi pusat peremajaan genara karang dan ikan laut di dunia [baca: Menjaga Terumbu Karang Agar Tetap Memikat ].(TNA/Syaiful Halim dan Dwi Guntoro)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini