Sukses

Kepulauan Seribu Tercemar Minyak Mentah

Pencemaran di perairan kepulauan Seribu, membuat Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kepulauan Seribu melakukan tes kadar limbah minyak mentah di empat pulau.

Liputan6.com, Jakarta: Pencemaran di perairan kepulauan Seribu, membuat Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kepulauan Seribu melakukan tes kadar limbah minyak mentah di empat pulau. Mereka pun berang dan mengancam akan mempidanakan pelaku yang sengaja mencemari empat pulau di Kepulauan Seribu tersebut.

Hal ini disampaikan KLH Kepulauan Seribu, Bowo Suroso, Senin (8/8). Menurutnya, pihaknya akan mencari siapa yang sengaja mencemari empat pulau tersebut.

"Saya berjanji akan mempidanakan pelaku yang membuang minyak mentah ke laut hingga terjadi pencemaran," tegasnya.

Tim KLH Kepulauan Seribu, saat ini tengah melakukan survei dan mengambil contoh minyak mentah untuk kepentingan uji laboratarium. "Bila bukti-bukti sudah kuat, pelaku akan kita seret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Bowo.

Dijelaskan Bowo, pencemaran terbesar terjadi di empat pulau, yakni Pulau Pari, Pulau Payung, Pulau Tidung Kecil dan Pulau Tidung Besar.

"Tekstur minyak mentah yang terdapat di empat pulau semuanya sama. Sampel yang kita ambil akan diuji lab untuk mengetahui asal minyak mentah tersebut," jelas Bowo.

Selain uji lab, pihaknya juga akan berusaha mengetahui pelaku pencemaran melalui foto satelit. "Pencemaran terbesar terjadi di Pulau payung dengan luas permukaan laut tertutup cairan sekitar 100 meter persegi. Gumpalan memiliki 0.5 sentimeter di atas permikaan laut. Cairan itu hampir ada di sepanjang pantai Pulau Payung," katanya.

Bupati Kepulauan Seribu Achmad Ludfi, mengutuk keras pencemaran yang terjadi di wilayah Kepulauan Seribu Selatan. Untuk itu, orang nomor satu di wilayah Jakarta kepulauan ini mengintruksi tim yang terdiri KLH, Sudin Kelautan dan Pertanian, Bagian Ekonomi dan Pembangunan, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, dan kelurahan Pulau Tidung untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan.

Pencemaran tersebut, telah mengancam kelangsungan nelayan dan wisata Kepulauan Seribu. Akibatnya sangat merugikan, terutama kelestarian ekosistem laut.

"Saya mendukung penuh langkah untuk mencari pelaku pencemaran dan melakukan penuntutan," tegasnya.

Dampak dari pencemaran tersebut, ribuan bibit mangrove yang ditanam di pantai selatan Pulau Pari, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, terancam mati.

Pasalnya, tanaman yang menjadi penopang utama gerusan abrasi bibir pantai pulau tersebut diserang pencemaran tumpahan minyak mentah.

"Ceceran minyak mentah itu sudah menyerang sekitar 5.000 bibit pohon mangrove di selatan Pulau Pari, dan sampai saat ini belum ada upaya pembersihan minyak mentah tersebut dari laut," ungkap Mugiyanto, salah satu anggota Lembaga Musyawarah Keluarahan (LMK) Pulau Pari.(ANT/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini