Sukses

Kasus Penembakan, OPM Nyatakan Bertanggung Jawab

Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Pegunungan Tengah Papua, pimpinan Goliat Tabuni, mengaku bertanggung jawab atas serangkaian aksi penembakan di Puncak Jaya, termasuk penembakan helikopter TNI, Selasa (2/8) lalu.

Liputan6.com, Jayapura: Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Pegunungan Tengah, Papua, pimpinan Goliat Tabuni, mengaku bertanggung jawab atas serangkaian aksi penembakan yang terjadi di Puncak Jaya, termasuk penembakan helikopter TNI, Rabu (3/8) lalu, yang menewaskan seorang anggota TNI.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekjen TPN/OPM wilayah Pegunungan Tengah Anton Tabuni, didampingi Panglima Tertinggi Kelompok OPM Pegunungan Tengah Gholiat Tabuni, di markas TPN/OPM di distrik Tiginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Anton menyatakan akan terus melakukan aksi serupa hingga Papua mendapatkan kemerdekaan.

Dalam pernyataan sikap yang dihadiri oleh puluhan anggota OPM ini, Anton Tabuni juga dengan tegas menyatakan menolak niat pemerintah pusat untuk merangkul kelompok OPM untuk bergabung kembali dengan NKRI. Anton yang didampingi beberapa panglima perang OPM dengan senjata lengkap ini, juga sempat membakar bendera Merah Putih sebagai bentuk penolakan terhadap NKRI.

Usai membacakan pernyataan sikapnya, Anton Tabuni dan Gholiat Tabuni lalu menandatangani pernyataan sikap tersebut, yang menurutnya akan dikirim ke Pemerintah Indonesia, Amerika Serikat dan PBB.

Aksi kekerasan kelompok separatis OPM di Papua belakangan terap terjadi di daerah Puncak Jaya. Aksi penembakan dan gangguan keamanan tersebut justru dilakukan saat Kodam 17 Cenderawasih sedang melakukan giat bhakti sosial di daerah tersebut.

Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, tercatat sedikitnya 2 anggota TNI tewas dalam insiden kontak senjata dengan kelompok separatis OPM. Selain menewaskan 2 anggota TNI, aksi kelompok separatis tersebut juga telah melukai 7 anggota TNI lainnya, dan meresahkan warga di daerah Puncak Jaya.
 
Sementara itu hingga kini pihak TNI sendiri mengaku mengalami kesulitan dalam mengejar dan menangkap kelompok separatis tersebut. Sulitnya medan yang bergunung gunung, ditambah buruknya cuaca diakui sebagai alasan utama sulitnya anggota TNI mengejar dan menangkap kelompok tersebut. (mla)
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini