Sukses

IPW Menduga Penembakan Briptu Erik karena Dendam

Indonesian Police Watch (IPW) menduga penculikan dan pembunuhan terhadap rigadir Polisi Satu (Briptu) Erik Setia Budi, anggota polisi lalu lintas (polantas) Kepolisian Resor Bangkalan, Madura, Jawa Timur, merupakan ajang balas dendam.

Liputa6.com, Jakarta: Indonesian Police Watch (IPW) menduga penculikan dan pembunuhan terhadap rigadir Polisi Satu (Briptu) Erik Setia Budi, anggota polisi lalu lintas (polantas) Kepolisian Resor Bangkalan, Madura, Jawa Timur, merupakan ajang balas dendam. Aksi ini merupakan wujud ketidakpuasan masyarakat ataupun suatu kelompok terhadap kesewenang-wenangan yang dilakukan anggota polisi, terutama soal teroris.

"Bagi IPW ini merupakan aksi balasan dari orang-orang yang kesal pada kesewenang-kesewenangan polisi selama ini. Terutama dalam menangani isu teroris," ujar Ketua IPW, Neta S Pane lewat pesan singkatnya kepada liputan6.com, Jakarta, Selasa (2/8).

Menurut Neta, IPW sebenanya sudah mengimbau kepada jajaran penegak hukum tersebut untuk berhati-hati, karena aksi itu sudah diprediksikan oleh IPW sebelumnya.

"Kasus-kasus seperti ini sebenarnya sudah kita duga akan terjadi, sebab itu sejak awal tahun 2011. IPW sudah mnyampaikan peringatan bahwa polisi akan menjadi sasaran dari para pelaku kejahatan, baik teroris maupun kriminal lainnya," tuturnya.

Neta pun menerangkan beberapa kasus pembunuhan terhadap anggota Polisi sejak tahun 2010. "Indikasinya, tahun 2010 ada 15 kantor polisi dirusak dan dibakar massa. Lalu ada 8 polisi lantas tewas ditabrak di jalanan. Di tahun 2011 ada 8 polisi ditemukan tewas tertembak dan penculikan adalah modus baru yang patut diwaspadai," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Neta, Polri harus segera introspeksi dan berbenah, antara lain melatih anggotanya dengan maksimal serta meningkatkan masa pendidikan di SPN (Sekolah Polisi Negara). "Jangan hanya tiga bulan, seperti sekarang ini, minimal 2 tahun agar polisi-polisi di jajaran bawah bisa benar-benar terlatih dan profesional, tidak sewenang-wenang," tegasnya.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini