Sukses

"News of the World" Terbit Terakhir Kali

Edisi terakhir tabloid mingguan Inggris, News of the World (NoW) menampilkan judul berita utama yang sederhana: Terima Kasih dan Selamat Berpisah.

Liputan6.com, London: Edisi terakhir tabloid mingguan Inggris, News of the World (NoW) menampilkan judul berita utama yang sederhana: Terima Kasih dan Selamat Berpisah. Dalam tajuk rencana satu halaman, koran itu menyatakan permintaan maaf. "Sederhana saja, kami kehilangan arah," tulis koran itu.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah 168 tahun tabloid itu, tidak ada judul bombastis yang biasanya terkait dengan skandal seks, skandal keluarga kerajaan, maupun skandal pengaturan pertandingan. Penerbit NoW, News International, menutup koran ini setelah muncul banyak tuduhan penyadapan telepon terhadap sejumlah selebriti, politikus sampai keluarga korban pembunuhan.

Dalam pidato pendek kepada lebih dari 200 staf di luar kantor NoW di London timur sebelum edisi terakhir didistribusikan, Ahad (10/7), pemimpin redaksi tabloid itu Colin Myler memperlihatkan edisi ke-8.674 atau edisi terakhir surat kabar itu. Dia mengatakan, "Ini bukan yang kami inginkan dan tidak pantas kami berada di sini."

"Kami memuji standar tinggi, kami menuntut standar tinggi. Tetapi seperti yang kita ketahui sekarang dan harus diakui walau berat, selama periode sampai tahun 2006 sebagian orang yang bekerja untuk kami, atau atas nama kami, tidak menerapkan standar itu," ujarnya seperti dikutip BBC Indonesia.

Sejak dibeli oleh konglomerat Rupert Murdoch pada 1969, NoW semakin mendominasi koran Minggu di Inggris. Dengan penjualan rata-rata 2.812.005 eksemplar setiap pekan, NoW selama ini menyatakan diri sebagai koran berbahasa Inggris paling laris di dunia.

Pada Januari 2007, tabloid ini mulai dirundung masalah, ketika redaktur urusan keluarga kerajaan Clive Goodman dan seorang detektif swasta Glenn Mulcaire dijatuhi hukuman penjara karena terbuka melakukan penyadapan telepon. Mereka terbukti menyadap telepon sejumlah asisten Pangeran William.

Kasus ini membuka serangkaian kasus lain yang mengundang tuduhan bahwa sejumlah wartawan tabloid itu juga menyadap telepon sejumlah keluarga korban pembunuhan, keluarga korban pengeboman di London dan keluarga para tentara Inggris yang tewas dalam tugas. Sampai saat ini penyelidikan atas dugaan penyadapan telepon ini masih berlangsung.(ADO)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini