Sukses

Menko Polkam: Koordinasi di Ambon Tidak Kompak

Pemerintah menyayangkan insiden baku tembak antara personel Brimob dan Kopassus di Ambon. Jika situasi di Ambon tak membaik, tak tertutup kemungkinan Pangdam Pattimura dan Kapolda Maluku diganti.

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono sangat kecewa dengan insiden baku tembak antara personel Brigade Mobil dan Komando Pasukan Khusus di kawasan Kudamati, Ambon, yang terjadi Selasa kemarin. Ia memerintahkan Panglima TNI Laksamana Widodo A.S. dan Kepala Polri Jenderal Polisis Da`i Bachtiar mengusut kasus tersebut dan mengumumkan hasilnya kepada publik. &quotSemuanya harus transparan. Agar tak simpang siur,&quot kata Susilo di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Polkam, Jakarta Pusat, Rabu (15/5) sore.

Menurut Yudhoyono, Panglima TNI dan Kapolri harus mendengar laporan Panglima Kodam XVI Pattimura Brigadir Jenderal TNI Mustopo dan Kepala Polda Maluku Brigjen Polisi Soenarko D.A. secara seksama. Jika penyebab baku tembak sudah jelas dan situasi Maluku tak juga membaik, tidak tertutup kemungkinan Pangdam dan Kapolda Maluku diganti. &quotSilakan dievaluasi. Jika pengendaliannya memang tidak efektif dan kompak, kenapa harus dipertahankan,&quot ujar Susilo. Menurut dia, peristiwa baku tembak sudah berulang kali terjadi dan sangat memalukan.

Ketika ditemui SCTV, Pangdam Pattimura Brigjen TNI Mustopo mengatakan, insiden antara Brimob dan Koppasus akan diselesaikan secara hukum. Peristiwa baku tembak terjadi karena tak ada koordinasi antara TNI dan Polri. Itulah sebabnya, ia akan mengusahakan koordinasi yang lebih efektif di tingkat bawah antara TNI dan Polri. Mustopo mengajak masyarakat membantu peran aparat keamanan untuk memulihkan keamanan di Ambon.

Insiden baku tembak terjadi ketika pasukan Brimob hendak menangkap Berty Laupatty, pimpinan Kelompok Coker. Di saat bersamaan, sejumlah anggota Kopassus juga melakukan hal sama. Persoalannya, anggota Kopassus tak menggunakan seragam. Ini menimbulkan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak, sehingga baku tembak tak terelakkan lagi. Akibatnya, seorang prajurit Kopassus terluka terserempet peluru. Sementara dua orang rekannya ditangkap dan dipukuli polisi [baca: Ambon Aman Pascabentrokan Kopassus dan Brimob].

Di tempat terpisah, Ketua MPR Amien Rais sangat menyayangkan insiden tersebut. Ia menduga, pemicu peristiwa ini adalah provokator yang kini berada di Jakarta. &quotJika aparat keamanan dan aparat pertahanan sampai bentrok, tentu mengagetkan sekali. Sehingga, perlu dicari sebab musababnya,&quot kata Amien. Ia meminta, rakyat tak lagi menjadi korban kala sesama aparat berseteru.

Wakil Presiden Hamzah Haz meminta digelar sebuah dialog antar-elite politik untuk menyelesaikan konflik di Ambon. Saat menerima Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa, Hamzah mengatakan, kunjungan dirinya ke Panglima Laskar Jihad Ja`far Umar Thalib adalah bentuk penyelesaian persoalan di Ambon. Menurut Hamzah, tak ada korelasi antara Kasus Soya dan pidato Ja`far.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.