Sukses

Omed-omedan, Tradisi Sakral Warga Banjar Kaja Bali Sejak Abad ke-17

Para peserta omed-omedan merupakan muda-mudi Banjar Kaja yang belum menikah.

Liputan6.com, Bali - Sehari setelah Catur Brata Penyepian, warga Banjar Kaja Desa Adat Sesetan Denpasar, menggelar tradisi sakral Omed-omedan yang berarti tarik menarik. Ini merupakan tradisi turun temurun warga sebagai bentuk silatuhrahmi mengakrabkan kaum muda mudi menyambut Tahun Baru Saka.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (19/3/2018), sebelum omed-omedan, puluhan pemuda dan pemudi yang tergabung dalam Sekaa Teruna Teruni Satya Dharma Kerti Banjar Kaja, sembahyang bersama di pura. Persembahyangan ditutup dengan pemberian air suci atau tirta.

Para peserta kemudian berkumpul dan terbagi dua kelompok, kelompok pemuda dan kelompok pemudi di halaman banjar. Sebelum omed-omedan dimulai, tari barong bangkal ditampilkan dengan iringan gamelan.

Usai tari barong, dua kelompok muda-mudi ini kemudian saling berangkulan dengan siraman air warga desa. Warga dan penonton pun antusias menyaksikan tradisi unik yang digelar setiap setahun sekali tersebut.

"Saya suka sekali dengan pertunjukan ini, banyak pria berlari dan saling bergandengan, mereka disiram dan itu sangat menyenangkan. Saya sangat menikmati pertunjukan ini," kata wisatawan asal Kolombia Melisa.

Tradisi omed-omedan merupakan tradisi leluhur Banjar Kaja sejak abad ke-17. Para peserta merupakan muda-mudi Banjar Kaja yang belum menikah.