Sukses

Menjelajah Alam Perawan Ujung Kulon, 'Kandang' Hewan Terlangka Sedunia

Selain menjadi kandang hewan paling langka, Taman Nasional Ujung Kulon juga menyimpan banyak lokasi wisata perawan dengan eksotisme alam yang tak tertandingi.

Liputan6.com, Jakarta Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang menjadi tempat konservasi badak bercula satu dan hewan langka lainnya, menyimpan eksotisme alam tersendiri.

Wilayah yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten, dan berjarak sekitar 350 kilometer dari Ibu Kota Jakarta, tak hanya menyimpan misteri kehidupan hewan purba paling langka di muka bumi yakni badak bercula satu, tapi juga menampilkan keindahan alam yang masih perawan, baik laut maupun hutannya.

Untuk sampai ke Ujung Kulon, masyarakat atau wisatawan bisa turun di Terminal Pakupatan, Kota Serang. Lalu naik kendaraan jenis Elf atau PS jurusan Pangkalan Sumur, dengan tarif Rp 60 ribu. Sedangkan untuk sampai ke Tamanjaya, harus menambah Rp 20 ribu lagi.

"Kalau (bus) Damri dari (Kota) Serang berangkat dari Pul Damri yang ada di Pekarungan, pukul 03.00 WIB, tarifnya Rp 40 - Rp 50 ribu. Kalau dari Sumur ke Seluruh, berangkat dari Pangkalan Sumur pukul 12.30 WIB," kata Dandy, salah satu pegiat wisata Ujung Kulon, kepada Liputan6.com, Minggu 18 Maret 2018.

Sementara untuk kendaraan pribadi, rutenya: Jalan Tol Tangerang-Merak dan keluar Gerbang Tol Serang Timur. Lalu mengambil arah ke Kecamatan Baros, Labuan, hingga ke arah Panimbang.

Dari perempatan Panimbang, ambil arah Kecamatan Sumur. Perjalanan bisa ditempuh sekitar lima jam lamanya.

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki luas 105.694,46 ha, yang terdiri dari luas daratan 61.357,46 ha dan luas perairan 44.337 ha. Tempat ini dihuni oleh 72 badak bercula satu.

Taman Nasional Ujung Kulon ini setidaknya telah dikunjungi 15 ribu wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, karena memiliki banyak destinasi wisata alam yang masih perawan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pulau Peucang hingga Padang Rumput Cidaon

Beberapa destinasi wisata yang belum banyak terjamah tangan manusia yakni:

1) Pulau Peucang.

Pulau ini dihuni aneka ragam satwa seperti rusa, banteng, biawak, ular, monyet, dan burung merak. Di pulau ini ada beberapa spot snorkling yang bagus untuk penikmat wisata taman bawah laut, salah satunya di Ciapus dan Legon Kulon. Ke pulau ini bisa menggunakan kapal dengan waktu tempuh dua jam.

2) Karang Copong.

Tempat ini merupakan spot terbaik untuk menikmati sunset di Taman Nasional Ujung Kulon. Bisa ditempuh dengan perjalanan laut yang dilanjutkan dengan tracking menembus hutan lebat ditemani hewan liar.

3) Pohon Kiara.

Pohon ini istimewa karena usianya 100 tahun lebih, sangat besar, dan sulit ditemui di tempat lain. Untuk merangkul pohon ini, harus dilakukan oleh 35 orang dewasa.

4) Tanjung Layar.

Ini merupakan titik nol kilometer Pulau Jawa. Terdiri atas gugusan karang dengan pemandangan Samudera Hindia dan Selat Sunda. Pantai Tanjung layar merupakan pertemuan arus perairan Samudera Hindia dan Selat Sunda.

Di lokasi ini terdapat reruntuhan bangunan peninggalan zaman Belanda. Lokasi ini tepat berada di 'ujung cula badak'. Jika kita perhatikan peta Banten, maka bentuknya mirip dengan kepala badak.

Untuk ke lokasi ini, kita bisa menggunakan perahu nelayan menyeberangi laut atau berjalan kaki menyusuri hutan Ujung Kulon melalui wilayah Ciramea dan Cibom yang bisa dijadikan lokasi berkemah.

5) Pulau Badul.

Pulau ini merupakan lokasi snorkeling dengan patung badak di dasar lautnya. Lokasi itu bisa diakses melalui penginapan Sarang Badak, Kecamatan Sumur dengan perjalanan air selama satu jam lamanya.

6) Sungai Cigenter di Pulau Handeleum.

Selain menjadi tempat badak bercula satu mencari minum dan makan, lokasi ini juga tempat wisata kanau atau kanoing. Untuk ke lokasi ini, hanya bisa ditempuh menggunakan kapal nelayan selama dua setengah jam.

7) Padang Rumput Cidaon.

Merupakan sebuah savana atau padang rumput tempat para banteng, burung merak, dan rusa mencari makan di alam liar. Dengan waktu kunjung ideal di pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB.

8) Pulau Oar.

Destinasi wisata murah meriah dengan jarak tempuh dari Wisma Sarang Badak hanya sekitar 30 menit saja. Dengan hamparan pasir putih, beningnya air laut yang terlihat ekosistemnya, ditambah rerimbunan hutan, menambah eksotisnya pulau seluas lima hektar tersebut. Wisatawan pun bisa berkemah dan snorkling di lokasi itu. Tapi jangan pernah membuang sampah sembarangan.

9) Pantai Daplangu.

Merupakan wisata pantai di Kecamatan Sumur dengan hamparan pasir luas tanpa harus repot-repot menyebrang ke pulau menggunakan kapal. Di tempat ini, pengunjung bisa bermain air bersama sanak saudara dengan pemandangan Pulau Manggir. Tempat ini pun bisa diakses dengan kendaraan pribadi.

 

3 dari 3 halaman

Warisan Alam Dunia

Kekayaan alam Taman Nasional Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan ke dunia oleh Junghun, seorang ahli botani asal Jerman pada 1846. Lalu pada 1921, Ujung Kulon dan Pulau Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kawasan Suaka Alam melalui SK. Pemerintah Hindia Belanda No. 60 tanggal 16 November 1921.

Tahun 1992, Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan sebagai The Natural World Heritage Site oleh Komisi Warisan Alam Dunia UNESCO dengan Surat Keputusan No. SC/Eco/5867.2.409 tahun 1992 berdasarkan 3 kriteria, yaitu:

- Fenomena alam yang sangat istimewa, dengan keindahan dan nilai estetika yang luar biasa.- Hutan hujan tropis dataran rendah terluas di Pulau Jawa.- Habitat alami penting konservasi biodiversity in-situ, antara lain Badak Jawa yang merupakan satwa liar terancam punah.

Taman Nasional Ujung Kulon juga merupakan saksi dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada 1883. Di tempat ini, para ahli menemukan 700 jenis flora, 35 jenis mamalia, lima primata, 59 jenis reptil, amphibia 22 jenis, pisces 142 jenis hingga terumbu karang 33 jenis.

Tipe vegetasi kawasan ini berupa hutan pantai, mangrove, rawa air tawar, hutan hujan tropis dataran rendah, hingga padang rumput.

Silahkan menikmati keindahan alam Taman Nasional Ujung Kulon, tapi jaga alamnya. Jangan buang sampah sembarangan, jangan merusak alamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini