Sukses

Kapolda Jatim: Kasus Skimming di Polda Metro Tak Terkait di Kediri

Hingga kini belum bisa disimpulkan apakah yang menimpa puluhan nasabah BRI Ngadiluwih uang di rekeningnya berkurang karena aksi skimming.

Liputan6.com, Surabaya - Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menegaskan, pengungkapan kasus skimming oleh Polda Metro Jaya tidak berhubungan dengan kasus hilang saldo puluhan nasabah BRI Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Itu kasusnya beda, beda dengan yang di Kediri," tutur Arifin usai dialog kerukunan antarumat beragama di Gedung Tribrata Polda Jatim, Jumat 16 Maret 2018.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Hanif Fatih Wicaksono juga mengaku belum menerima laporan apakah pengungkapan kasus skimming di Polda Metro Jaya berhubungan dengan kasus hilangnya uang nasabah BRI di Ngadiluwih.

"Belum ada laporan," ucap Hanif saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Dia mengatakan, hingga kini belum bisa disimpulkan apakah yang menimpa puluhan nasabah BRI Ngadiluwih uang di rekeningnya berkurang karena aksi skimming oleh oknum tidak bertanggungjawab atau faktor lain.

"Kami masih menunggu hasil investigasi dari tim BRI," ujar Hanif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

WNA Skimming

Anggota Subdit Resmob Polda Metro Jaya menangkap empat Warga Negara Asing (WNA) asal Rumania dan Hungaria yang diduga kuat melakukan pembobolan ATM lewat skimming. Tiga WNA Rumania, mereka berinisial CAS (27), RK alias LM (27), IRL (28) dan satu asal Hungaria inisial FH (26).

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aris Priyono membenarkan penangkapan tersebut. Dia menyebut selain empat WNA, pihaknya juga mengamankan WNI berinisial MK (30). Penangkapan kelimanya dilakukan di tempat berbeda.

"Ada tiga lokasi ya (penangkapan) di Serpong dan satu di NTB di Lombok," kata AKBP Aris Priyono kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat 16 Maret 2018.

Aris melanjutkan, puluhan barang bukti terkait kejahatan skimming juga diamankan. 

"Ada sekitar seribuan kartu ATM yang telah diisi dengan data curian dan alat untuk membuat Skimmer. Besok kita ekspose ya," ujar dia.

AKBP Aris mengungkapkan, kelima tersangka terhitung sudah hampir setahun menjalankan aksinya. Dari hasil pemeriksaan sementara, kelimanya diketahui telah menyebar alat Skimmer ke kota-kota besar di Indonesia.

"Iya benar di ATM di kota-kota besar, " singkat dia.

Tapi Aris belum bersedia menjelaskan peran kelima tersangka. Menurut dia, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap kelimanya.

Skimming adalah aktivitas yang berkaitan dengan upaya pelaku untuk mencuri data dari pita magnetik kartu ATM/debit secara ilegal untuk memiliki kendali atas rekening korban.

Modus operasinya adalah mengkloning data dari magnetic srtripe yang terdapat pada kartu ATM milik nasabah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.