Sukses

BNPT: 124 Mantan Napi Terorisme Jadi Duta Teror Perdamaian

Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan, pihaknya juga merekrut sejumlah mantan napi terorisme menjadi Duta Teror Perdamaian.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mempertemukan korban teror dengan mantan napi terorisme dalam rangka deradikalisasi. Selain itu, Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan, pihaknya juga merekrut sejumlah mantan napi terorisme menjadi Duta Teror Perdamaian.

"Kami mengadakan pertemuan silaturahim antara korban teror dan mantan pelaku teror. Sudah bergabung bersama kami dari mantan pelaku teror 600 lebih, sudah 124 ikut sama kami, sudah menjadi Duta Teror Perdamaian kita," ujar Suhardi di Ballroom Aryaduta Hotel, Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018).

Dia menjelaskan, duta tersebut digunakan oleh BNPT untuk dapat berbicara dengan kelompok-kelompok yang berpotensial melakukan tindakan radikal.

"Karena lebih efektif, karena mereka punya pengetahuan yang cukup, kemudian pengalamannya cukup, kemudian juga diakui. Jadi ini kita gunakan," ucap Suhardi.

BNPT berharap dengan dijadikannya mantan napi sebagai Duta Teror Perdamaian ini, menjadi momentum untuk menyebarkan benih-benih perdamaian.

"Bagaimana korban-korban itu menyampaikan tolong tidak ada lagi korban seperti kami yang ternyata saudara-saudara sendiri. Jadi kami kemas sedemikian rupa merupakan jadi embrio dan ini mungkin yang pertama kali," kata Suhardi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masukan

Menurut dia, metode ini juga digunakan untuk mendengar masukan baik dari mantan pelaku teror dan korban teror.

Acara di Ballroom Aryaduta Hotel, Jakarta Pusat itu juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja. 

"Dan ada juga alhamdulillah beberapa menteri, Pak Menko Polhukam yang hadir dan Mensos dan Menteri Tenaga Kerja menerima masukan dari kedua kelompok ini. Dan mudah-mudahan ini terus bersinergi," tutur Suhardi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.