Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Craig Dutton, berkunjung ke kantor Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Sejumlah pembahasan digelar, termasuk mengenai tensi politik Indoenesia menjelang Pilpres 2019 dan Pilkada Serentak 2018.
"Tapi saya tentu menjelaskan keadaan dalam negeri Indonesia. Terutama peningkatan suhu politik nasional. Tatkala kita menghadapi Pilkada dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Itu kita akui," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhuk HAM, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Baca Juga
Dokter di Negara Ini Minta Pasien Berhenti Bawa Ular Berbisa ke IGD, Ini Penyebabnya
Top 3 Berita Bola: Kontrak Shin Tae-yong Bakal Diperpanjang Usai Timnnas Indonesia Lolos Perempat Final Piala Asia U-23 2024?
Aksi Komedian Arj Barker Usir Ibu Menyusui dan Bayinya di Tengah Pertunjukan karena Dianggap Bikin Tak Fokus, Warganet: Amatiran
Meski suhu politik Indonesia meningkat, Wiranto menyatakan semuanya masih bisa dikontrol. Sehingga diupayakan tidak mengganggu hubungan Indonesia dengan negara lain.
Advertisement
"Tetapi masih dalam kontrol. Berusaha, melakukan langkah-langkah, agar suhu politik itu tak menganggu pembangunan nasional. Tidak menganggu kebersamaan kita sebagai bangsa. Dan tidak menganggu pelaksaan pilkada serentak, Pemilu Presiden, dan pemilu legislatif," ucap Wiranto.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bantah Bahas Baasyir
Disinggung mengenai pembahasan terkait pembebasan Baasyir, Wiranto menegaskan tidak ada pembahasan terkait rencana pembebasan terpidana terorisme tersebut.
"Enggak ada. Khusus tidak ada bicara itu. Hari ini saya bertemu bilateral antara Australia dan Indonesia," kata Wiranto.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, tak sepakat adanya wacana grasi atas tahanan rumah untuk Baasyir. Dia menyebut bahwa warga Australia mengharapkan keadilan ditegakkan seadil-adilnya sesuai aturan hukum di Indonesia.
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement