Sukses

Dibuka Menag, Festival Cap Go Meh Singkawang Sabet 4 Rekor MURI

Sapto Haryono menyatakan perayaan Cap Go Meh Singkawang merupakan simbol penghormatan pluralisme.

Liputan6.com, Jakarta Festival Cap Go Meh 2018 Singkawang berlangsung meriah. Acara yang dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin itu, klimaks dengan penampilan para tatung pada Jumat 2 Maret 2018.

"Perayaan Cap Go Meh Singkawang ini salah satunya yang wajib dilestarikan, ini juga bentuk keberagaman bangsa Indonesia," ungkap Lukman Hakim yang hadir mewakili Presiden Jokowi.

Perayaan Cap Go Meh Singkawang tahun ini menorehkan empat rekor MURI sekaligus. Selain gerbang Cap Go Meh terbesar, ada 3 kriteria terbanyak. Ada kriteria replika naga, lampion, dan Tatung.

Rekor MURI ini pun menjadi penyedap parade 1.129 Tatung yang dimulai pukul 07.00 WIB. 

"Kerukunan itu sumber kekuatan bangsa. Singkawang ini sangat potensial untuk menarik wisatawan lebih banyak," ujar Menag melalui pesan tertulis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penghormatan Pluralisme

Kepala Bidang Pemasaran Area III, Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional 2 Kemenpar, Sapto Haryono menyatakan perayaan Cap Go Meh Singkawang merupakan simbol penghormatan pluralisme. 

Menurutnya, ini merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Untuk itu, perlu mendapat dukungan semua pihak terkait yakni unsur penthahelix. 

Selain itu, imbuh Sapto, agar terkomunikasikan dengan baik semua sasaran dan target pariwisata, event harus melibatkan semua komponen masyarakat untuk menjadi agen promosi.

"Dan jangan lupa, untuk memanfaatkan media sosial sebagai wahana promosi, karena promosi dengan cara ini low budget high impact," kata dia.

Di samping itu, kata dia, pemerintah daerah perlu memperhatikan amenitas dengan memperbaiki kualitas destinasinya, dengan memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan, misalkan standar toilet umum di tempat-tempat objek wisata dengan cara co-branding dengan industri tanpa menggunakan APBD.

"Berhasil atau tidaknya nawa cita presiden dan target pariwisata itu butuh kesungguhan kabupaten kota, dalam hal ini komitmen kepala daerah yang punya destinasi di kabupaten atau kota. Kami di pusat hanya menjadi fasilitator saja untuk mendukung kesuksesan pariwisata,"beber Sapto. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.