Sukses

Rizal Ramli: Demokrasi Sekarang Mengkhianati Amanah Konstitusi

Setelah orde baru berkuasa dengan demokrasi otoriternya, saat ini menuju masa peralihan menuju ke demokrasi konstitusi. Namun dalam kepemimpinan saat ini, demokrasi tak ubahnya demokrasi kriminal.

Liputan6.com, Jakarta: Setelah orde baru berkuasa dengan demokrasi otoriternya, saat ini menuju masa peralihan menuju ke demokrasi konstitusi. Namun dalam kepemimpinan saat ini, demokrasi tak ubahnya demokrasi kriminal.

Demikian disampaikan mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli dalam acara pidato kebudayaan bertema "Perubahan Adalah Jawaban Perubahan Sekarang Juga," di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (4/5).

"Apakah demokrasi yang seperti sekarang ini yang kita ingikan? atau demokrasi yang hanya bekerja untuk kepentingan elit segelintir saja. Demokrasi yang hanya sekedar prosedural ada pemilu, pemilihan presiden, tak ubahnya hanya demokrasi kriminal," ujar Rizal dalam pidato kebudayaanya.

Menurut Rizal, demokrasi sekarang telah mengkhianati amanah tujuan konstitusi. Demokrasi telah dibajak kekuatan uang. "Kalau mau jadi pemimpin. Calon pemimpin harus nyogok pemimpin. Begitu terpilih mesti mengembalikan uangnya, mau gak mau."

Ditambahkan oleh Rizal, Lebih dari 20 persen bupati dan gubernur diadili dan bermalah. Karena itu, demokrasi seperti ini harus dihentikan, rakyat seperti anak yatim piatu tidak dipedulikan. Padahal pemerintah harusnya mempu mengayomi rakyatnya dan menjadikan bangsa ini menjadi besar di mata dunia.

Rizal melihat, kondisi saat ini semakin parah dari sebelumnya. Reformasi sepertinya menjadi sia-sia. Ia mencontohkan, apa yang terjadi di Brazil dengan waktu 8 tahun negara dapat menjadi pulih setelah sebelumnya negara terpuruk diantara negara Amerika latin. Jepang yang hancur setelah perang dunia hanya 30 tahun untuk mengejar dari negara barat.

"Malaysia di tengah pemimpin Mahatir kurang dari 25 tahun mengubah rakyat menjadi makmur. Cina kurang dari 20 tahu menjadi kaya raya," ujarnya mencontohkan. Untuk itu, Rizal menyatakan, yang diperukan hanya sedikit dari orang berani dan dukungan dari semua masyarakat. "Indonesia sebenarnya banyak orang memiliki orang pintar, teapi sedikit yang berani menyatakan kebenaran, ini saatnya mnenyatakan kebenaran," ujar Rizal.(ARI)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini