Sukses

Polri Beberkan Penyebab Kematian Tersangka Teroris MJ

Terduga teroris Muhammad Jefri alias MJ alias Abu Umar meninggal dunia tak lama setelah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Liputan6.com, Jakarta - Terduga teroris Muhammad Jefri alias MJ alias Abu Umar meninggal dunia tak lama setelah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Jalan Raya Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat pada Rabu 7 Februari 2018. Pria 31 tahun itu dinyatakan meninggal dunia karena sakit.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, MJ ditangkap pukul 15.17 WIB pada hari itu. Namun, saat dibawa petugas untuk menunjukkan lokasi temannya berada di hari yang sama jelang pukul 18.00 WIB, MJ mendadak mengeluh sesak napas.

"Kemudian dibawa ke klinik terdekat di wilayah Indramayu. Namun kita juga ikut prihatin, pada jam 18.00 WIB berdasarkan keterangan dokter di klinik tersebut, tersangka dinyatakan meninggal dunia," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (15/2/2018).

Selanjutnya, petugas membawa jenazah terduga teroris MJ ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk dilakukan visum luar dan dalam atau autopsi oleh tim dokter forensik.

Hasil autopsi yang keluar pada 13 Februari 2018, disimpulkan MJ tewas akibat serangan jantung.

"Penyebab kematian almarhum adalah serangan jantung dengan riwayat penyakit jantung menahun," beber Setyo.

Setyo melanjutkan, tim Densus 88 tidak pernah mengetahui MJ dalam kondisi sakit sebelum ia mengeluh sesak napas. Menurut dia, polisi hanya diwajibkan menanyakan kondisi kesehatan kepada terduga teroris itu pada saat pemeriksaan, bukan ketika ditangkap.

"Tapi kita beritikad baik, yaitu ketika yang bersangkutan mengeluh sesak napas langsung dibawa ke klinik yang terdekat," ucap Setyo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Tanda Kekerasan

Ahli Forensik RS Polri, Dokter Arif Wahyono menyatakan, tidak ditemukan adanya luka atau tanda kekerasan pada jenazah MJ. Selanjutnya, tim dokter memeriksa organ dalam jenazah ke laboratorium dan ditemukan adanya gangguan riwayat jantung.

"Kami berkesimpulan bahwa ada riwayat penyakit jantung baru dengan riwayat penyakit jantung lama yang memicu terjadinya serangan jantung," kata Arif.

Arif menyatakan, tim dokter tidak bisa mengukur seberapa lama riwayat jantung MJ dan mulai kapan muncul penyakit jantung baru yang memicu kematian. Sebab, kata dia, kedokteran bukan ilmu pasti, melainkan empiris.

"Kita juga enggak memeriksa sembarangan, sampai ke laboratorium kami kerjakan semua. Jadi monggo aja kalau ada pendapat seperti itu," jelas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.