Sukses

JK: Pemuka Agama Harus Lebih Adem Saat Berdakwah

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK meminta para pemuka agama agar berdakwah yang lebih menyejukkan bagi umatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK meminta para pemuka agama agar berdakwah yang lebih menyejukkan bagi umatnya. Hal ini sebagai bentuk peringatan dini dalam mengatasi kekerasan yang terjadi belakangan terakhir.

"Ya semua harus berhati-hati. Apalagi pemuka agama harus lebih adem berbicara memberikan dakwahnya atau khotbahnya," ucap JK di kantornya, Jakarta, Selasa (13/2/2018).

Dia menilai penyerangan terhadap para tokoh agama tidak memiliki motif politik. Karena tak ada satu pun yang menginginkan perpecahan bangsa ini.

"Saya kira enggak. Siapa sih yang ingin berpolitik dengan membuat perpecahan," tutur JK.

Namun, dia tak menampik ada segelintir orang yang menggunakan isu tersebut. Asal, jangan mempertentangkan satu sama lain.

"Artinya itu memang dipakai, kadang-kadang. Tapi selama itu tidak mempertentangkan. Jangan mempertentangkan satu sama lain," pungkas JK.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bawaslu Soroti Materi Khotbah

Bawaslu sebelumnya menyatakan akan menyoroti materi ceramah di massa Pilkada Serentak 2018. Ceramah yang meminta para jemaah memilih pemimpin sesuai dengan agama yang dianut, diakui Bawaslu menjadi polemik dalam berdemokrasi.

"Itu kan jadi trouble bagi banyak orang, Pilkada DKI-kan tensinya naik gara-gara itu. Nah, oleh sebab itu kami ingin tensinya turun dengan materi khotbahnya baik," kata Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja dalam diskusi bersama Perludem di Jakarta Selatan, Minggu (11/2/2018).

Rahmat mengatakan, Bawaslu berharap seharusnya materi khotbah yang disampaikan kepada jemaah adalah bagaimana menciptakan suasana berdemokrasi yang teduh, termasuk larangan tegas tentang politik SARA dan money politics adalah hal yang dilarang.

"Hal itu yang harus diceramahkan tokoh agama di masjid atau gereja, bagaimana buruknya hal itu terhadap negara dan agama. Itu yang kami inginkan ke depan," beber Rahmat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.