Sukses

Penyerang Berpedang Gereja St Lidwina Bawa Ijazah dalam Tas

Remaja penyerang jemaat Gereja Santa Lidwina Bedog itu berinisial S (16) dan merupakan warga Banyuwangi, Jawa Timur.

Liputan6.com, Sleman - Polisi dengan cepat mengidentifikasi remaja berpedang yang menyerang jemaat Gereja Santa Lidwina Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Polisi menemukan sebuah ijazah di dalam tas pelaku penyerangan.

"Barang bukti ada pedang, identitas, dan ada ijazah di dalam tasnya," kata Kepala Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigadir Jenderal Ahmad Dofiri di lokasi Gereja Santa Lidwina (11/2/2018).

Remaja penyerang itu berinisial S (16) dan merupakan warga Banyuwangi, Jawa Timur. Saat ini kondisi S mulai membaik setelah ditangani secara medik oleh tenaga RS Bhayangkara Polda DIY.

Dofiri mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan motif penyerangan tersebut, menginggat kondisi S yang masih dalam perawatan. Polisi akan memulai penyelidikan setelah kondisi S membaik.

"Tidak boleh berspekulasi. Nanti kalau (kondisi pelaku) sudah stabil akan kami interogasi mendalam. Sehingga bisa mengungkap apa motif di balik itu semua," kata Dofiri.

Terkait berapa orang yang terlibat dalampenyerangan ini masih terus didalami polisi. Namun dia mendapat informasi jika ada yang menemani saat pelaku menyerang Gereja St Lidwina pada Minggu pagi.

"Infonya memang ada yang menemani. Kami dalami dulu ya," kata dia.

Dofiri memastikan pengamanan di tempat ibadah akan ditingkatkan baik tertutup maupun terbuka. Dia berterima kasih dengan keamanan gereja yang sigap mengamankan jemaat.

"Kepolisian memberi apresiasi kepada keamanan internal gereja karena segera melakukan kordinasi dengan kami," ujar Dofiri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bupati Sleman Terkejut

Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo mengaku terkejut dengan peristiwa penyerangan Gereja St Ludwina. Dia khawatir kejadian tersebut dapat menganggu keharmonisan antar umat beragama Yogyakarta.

"Saya kaget dan tidak menghendaki kejadian ini," katanya.

Sri mengimbau agar tempat beribadah dapat diamankan maksimal. Peristiwa ini bisa menjadi penganggu keharmonisan umat beragama.

Dia meminta pengelola tempat ibadah untuk melengkapi lingkungannya dengan kamera pengaman atau CCTV.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.