Sukses

Tinggal di Rawa-Rawa, Warga Asmat Akan Direlokasi

Hal ini dilakukan karena sebagian besar daerah yang ditinggali warga Asmat berada di rawa-rawa.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Idrus Marham berencana merelokasi warga di Kabupaten Asmat, Papua. Hal ini dilakukan, kata dia, sebagian besar daerah yang ditinggali warga Asmat berada di rawa-rawa.

"Karena daerah di Asmat itu rawa-rawa, rumah dibangun di atas rawa-rawa, kantor-kantor di atas rawa-rawa, bahkan rumah sakit pun tempat mengharapkan kesehatan kesembuhan tapi rawa-rawa rentan penyakit. Maka ada pikiran bagaimana kalau KAT (Komunitas Adat Terpencil) dikembangkan istilahnya relokasi terbatas, terkonsentrasi," kata Idrus di Kantor Kementerian Sosial, Senen, Jakarta Pusat, Jumat 2 Februari 2018.

Idrus menjelaskan, relokasi terbatas itu harus berbasis budaya dan mencirikan karakter daerah serta kearifan lokal. Nantinya dalam konsep relokasi terbatas akan dibangun rumah, fasilitas kesehatan, sekolah, serta fasilitas lainnya secara bersama-sama oleh pemerintah untuk warga Asmat.

Idrus mengatakan, relokasi terbatas itu masih berupa wacana dan akan dibahas dalam rapat koordinasi KAT. Dengan anggaran Rp 3,1 miliar, Idrus menargetkan 107 kepala keluarga (KK) Asmat akan menempati relokasi terbatas.

Selain tempat tinggal, kata Idrus warga Asmat juga akan diberi pembinaan, pendampingan, dan bantuan sosial sebesar Rp 300 ribu setiap enam bulan.

"Tahap pertama udah selesai, tahap kedua rumah dibangun, baru tunjangan hidup tiap bulan Rp 300 ribu dan seterusnya. Kita ingin mengembangkan program ini dengan inspirasi presiden tentang apakah perlu relokasi atau tidak. Jawabannya pengembangan relokasi terbatas dan keroyokan lintas menteri bersama bekerja akan mempercepat relokasi terselesaikan," ucap Idrus.

Seperti diketahui, Kemensos sudah sejak 1985 melaksanakan program KAT di Kabupaten Asmat. Pada 2018, target KAT berada di lokasi Seramit, Auban dan Sorai. Ditargetkan, 107 KK mendapat bantuan berupa permukiman sosial, jaminan hidup, bantuan bibit, peralatan kerja serta peralatan rumah tangga. Total nilai bantuan untuk 2018 sebesar Rp 3,1 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gizi Buruk dan Campak

Idrus Marham menyatakan, Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat Papua sudah selesai.

"Alhamdulillah, hari ini atas penjelasan dari Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto) itu mengatakan KLB sudah selesai," ucap Idrus di Kantor Kementerian Sosial, Jalan Salemba Raya Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2018).

Namun Idrus mengatakan, pihaknya masih terus melakukan upaya selanjutnya, yakni perawatan, pembinaan, dan pengembangan bagi warga Asmat.

Ia juga menyatakan bahwa pemerintah sepakat akan melakukan pendekatan secara terpadu dan berkesinambungan di Asmat, agar wabah gizi buruk dan campak tidak terjadi lagi di sana.

"Terkait ini, kita dari kementerian terkait telah melakukan paling tidak dua kali (rapat) dipimpin Menko PMK Ibu Puan (Puan Maharani) dan dilakukan rakor (rapat koordinasi) yang dipimpin kepala staf presiden di tingkat eselon 1," ucap Idrus.

Saksikan video di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.