Sukses

Jaksa Agung Ungkap yang Harus Diwaspadai di Pilkada dan Pemilu

Apalagi dampak dari perbuatan itu, kata Prasetyo, bukan hanya bentuk tindak pidana Pemilu namun juga mengancam keutuhan dan persatuan negara

Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Agung M Prasetyo menyatakan kecanggihan teknologi dapat digunakan sebagai kampanye hitam oleh pihak-pihak tertentu saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Salah satunya untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks.

"Menerapkan politik identitas yang memanfaatkan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 31 Januari 2018.

Prasetyo menyebut hal itu sangat membahayakan dan berpotensi menimbulkan kebencian. Karena itu, dia menginginkan adanya pencegahan dari aparat keamanan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Apalagi dampak dari perbuatan itu, kata Prasetyo, bukan hanya bentuk tindak pidana Pemilu namun juga mengancam keutuhan dan persatuan negara.

"Pertengahan hingga ke akar rumput, untuk itu semua dibutuhkan langkah pencegahan dari aparat keamanan," ujar dia.

Tak hanya itu, Prasetyo juga menyoroti mengenai adanya menipulasi penghitungan suara dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Menurut dia, kecurangan itu dapat dilakukan dengan mengurangi dan merusak surat suara kandidat tertentu.

Bahkan modus dari kecurangan itu, lanjut Prasetyo, mereka dapat bekerjasama dengean saksi calon dan penyelenggara Pemilu.

"Sehingga membuat tidak sah, kegiatan ini dapat mengubah hasil perolehan suara, bisa dari tingkat TPS dari KPU dan KPUD," jelas Presetyo. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurus Atasi Kerawanan Pilkada

Papua menjadi salah satu wilayah rawan konflik pada pelaksanaan Pilkada 2018. Polda Papua menyiapkan sejumlah jurus untuk mengamankan jalannya pesta demokrasi itu.

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengungkapkan salah satu upaya mencegah konflik adalah dengan merangkul tokoh masyarakat, adat, dan agama.

"Bentuknya FGD (focus group discussion), silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan sudah dilakukan menjelang Natal. Karena di Papua kan Natal ini adalah yang dominan bagi masyarakat untuk merayakannya," ujar Kamal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2018).

Mereka menggelar pertemuan rutin sebulan sekali untuk menciptakan iklim Pilkada Serentak di Papua yang aman dan damai. Kamal optimistis kerja sama Polri, TNI, Pemda dan elemen masyarakat mampu menjaga Papua tetap aman.

"Kami akan buktikan bahwa Papua itu aman. Dan proses demokrasi yang ada Papua akan kondusif," ucap dia.

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.