Sukses

Berbahayakah Melihat Gerhana Bulan dengan Mata Telanjang?

Fenomena gerhana bulan, Super Blue Blood Moon, dipastikan bisa disaksikan langsung dari Indonesia. Namun, berbahayakah melihatnya langsung?

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Gerhana Bulan, Super Blue Blood Moon, dipastikan bisa disaksikan langsung dari Indonesia. Namun, berbahayakah melihat Gerhana Bulan tanpa alat?

Kepala Bidang Informasi dan Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ramlan, mengatakan masyarakat tidak usah khawatir. Sebab, Gerhana Bulan bisa disaksikan secara langsung. 

"Boleh dilihat dengan mata langsung, tidak berbahaya dilihat karena Bulan tidak membahayakan mata," ujar Ramlan ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menurut dia, Gerhana bulan hanya mengakibatkan air pasang. Permukaan air laut akan naik karena daya tarik-menarik antara Bumi dan Bulan.

"Karena posisinya sangat dekat dengan Bumi, sehingga daya tariknya sangat besar. Bisa jadi ketinggian air laut 1,5 meter hingga 2 meter dari ketinggian air laut normal, sehingga di pesisir yang landai, air laut itu pasti menghempas ke daratan," kata Ramlan.

Oleh karena itu, warga yang tinggal di daerah pesisir pantai harus waspada. Dia mencontohkan di Jakarta, ada daerah yang permukaan tanahnya lebih rendah daripada muka laut.

"Daerah-daerah ini perlu mewaspadai kenaikan air laut saat gerhana bulan nanti, daerah Pluit, Muara Angke, Cilincing, dan utara Jawa," ucap Ramlan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daerah Ideal

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Super Blue Blood Moon bisa disaksikan mulai dari daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, hingga daerah yang berada di sebelah barat Sumatera, yaitu melintas di Samudra Hindia yang lokasinya ada di barat Sumatera. Lokasi tersebut adalah zona Bulan terbit saat fase gerhana penumbra terjadi.

Lebih lanjut, ia juga mengungkap lokasi-lokasi yang bisa menyaksikan Super Blue Blood Moon, di antaranya mulai dari Observatorium Boscha (Lembang), Pulau Seribu, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Planetarium, Museum Fatahilah, Kampung Betawi, Satu Babakan, serta Bukit Tinggi.

"Selain itu juga dilakukan pengamatan di 21 titik pengamatan hilal. Bahkan, di Makassar dan Jam Gadang Bukit Tinggi pun terdapat event nonton bersama Super Blue Blood Moon," kata Dwikorita.

Dengan demikian, masyarakat dapat mengamati puncak Gerhana Bulan Total ini dapat pada pukul 20:29 WIB; 21:29 Wita; dan 22:29 WIT.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.