Sukses

Hari Ketiga Jabat Ketua DPR, Bambang Soesatyo Didemo

Mereka meronta sambil berteriak meminta Bamsoet diturunkan dari kursi Ketua DPR.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah orang yang mengatasnamakan Garda Alan Pikir Indonesia DKI Jakarta tiba-tiba mendatangi lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. Mereka menolak Bambang Soesatyo atau Bamsoet sebagai ketua DPR.

Pantauan Liputan6.com, mereka mendadak masuk ke Lobi Nusantara III sambil berorasi dengan membawa spanduk bertuliskan 'Bambang Harus Mundur'. Meraka yang berjumlah 10 orang semuanya berjenis kelamin laki-laki.

"Turunkan Bambang Soesatyo, kami tidak ingin pemimpin terindikasi kasus korupsi," kata salah satu penolak, Kamis (18/1/2018).

Saat itu juga, petugas pengamanan dalam (Pamdal) langsung mengamankan mereka. Bahkan sempat terjadi aksi tarik-menarik antara kelompok aksi dan Pamdal DPR.

Tak hanya itu, sejumlah orang langsung dibawa ke pos pengamanan. Mereka meronta sambil berteriak meminta Bamsoet diturunkan.

Beberapa dari mereka juga sempat membagikan selembaran tuntutan aksi kepada yang berada di lobi Nusantara III. Tuntutan itu berisikan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pemeriksaan kepada Bamsoet.

Pemeriksaan itu mengenai permasalahan kasus simulator SIM dan dugaan Bamsoet terlibat dalam upaya pengancaman terhadap Miryam S Haryani dalam kasus e-KTP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kritik Konstruktif

Ketua DPR Bambang Soesatyo sebelumnya mempersilakan anggota DPR melontarkan kritik. Hanya saja, ia mengingatkan hal itu harus disampaikan dalam rangka fungsi pengawasan.

"Berbagai kritik yang disampaikan anggota DPR tidak menyerang lalu membangun panggung, namun harus memberikan solusi," kata Bambang Soesatyo, Selasa 16 Januari 2018.

Dia memahami salah satu tugas anggota DPR adalah berbicara menyampaikan pandangan terhadap suatu isu. Ia menekankan kritik namun harus memiliki makna, bukan hanya menciptakan kegaduhan.

Karena itu, dia meminta anggota DPR dalam menyampaikan pendapatnya menyadari apa yang disampaikannya akan mempengaruhi elektabilitas dirinya dan partai.

"Kalau kesadaran individual itu disadari secara benar maka akan gunakan panggung dengan baik untuk menaikkan elektoralnya," ujarnya, seperti dilansir Antara.

Politisi Partai Golkar itu juga menegaskan kebijakan yang diambil pemerintah dan DPR harus bertujuan pada kesejahteraan rakyat. Kepentingan partai, lanjutnya, dinomorduakan.

Menurut pria yang akrab dipanggil Bamsoet ini, kepentingan partai tidak boleh dibicarakan di DPR agar tidak terjadi kegaduhan karena kepentingan ego masing-masing.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.