Sukses

6 Fakta Mengenaskan di Balik Terbakarnya Museum Bahari

Kebakaran melanda Museum Bahari di Jakarta Utara. Di balik insiden itu, terkuak 6 fakta mengenaskan. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Api melahap bangunan Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan No 1, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa, 16 Januari 2017. Kebakaran yang berlangsung pada pukul 08.55 WIB itu telah melumatkan barang-barang bersejarah.

Peristiwa tersebut dinilai sebagai lampu kuning bagi semua pihak. Para pemangku jabatan hendaknya dapat menjaga benda-benda peninggalan sejarah yang tersimpan dalam museum.

"Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap warisan budaya yang ada," ucap Plt Deputi Bidang Koordinasi kebudayaan Kemenko PMK, I Nyoman Shuida, saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Bahkan dia menyebut terbakarnya Museum Bahari bukan hanya musibah, tetapi bencana bagi dunia permuseuman Indonesia. Karena nilai budaya, sejarah, dan peradaban dari isi museum tersebut sangat tidak ternilai harganya.

Polisi terus menyelidiki kejadian itu. Puslabfor Polri melakukan olah TKP untuk mengetahui dugaan awal atau penyebab kebakaran hebat tersebut.

Menurut Kapolres Jakarta Utara Kombes Reza Arif Dewanto, ada dua orang saksi kunci yang diduga kuat mengetahui ikhwal kebakaran di Museum Bahari. Mereka pun dimintai keterangan oleh petugas.

Di balik kebakaran Museum Bahari, ada fakta-fakta mengenaskan yang membuat hati ini miris. Apa saja? Berikut 6 fakta tersebut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Koleksi Sumbangan 4 Negara Terbakar

Kepala Museum Bahari Husnison Nizar mengatakan, berbagai koleksi museum yang disumbangkan kedutaan besar negara lain ikut terbakar pada kebakaran yang menimpa Gedung C, Museum Bahari, Jakarta Utara.

Koleksi yang terbakar berada di lantai 2 Gedung C atau di ruang pameran Perang Laut Jawa.

"Ruangan pameran Perang Laut Jawa di mana koleksinya itu adalah benda-benda yang disumbangkan oleh kedutaan yang bekerja sama dengan Museum Bahari. Itu Kedutaan Amerika, Kedutaan Inggris, Kedutaan Australia, dan Belanda," ujar Husnison di lokasi, Selasa (16/1/2018).

Menurut dia, ruang pameran Perang Laut Jawa baru diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada tahun lalu.

"Baru satu tahun yang lalu (diresmikan), tepatnya 27 Februari 2017, diresmikan oleh Menko Maritim, Pak Luhut," kata Husnison.

Selain koleksi sumbangan berbagai kedutaan besar, kebakaran itu menghanguskan koleksi miniatur dan alat-alat navigasi laut bersejarah, seperti miniatur mercusuar, perahu tradisional, hingga rambu-rambu laut.

 

3 dari 7 halaman

2. Gedung A dan C Ludes

Kepala Museum Bahari Sonni mengatakan, api hampir melahap semua Gedung A dan Gedung C di Museum Bahari. Adapun asal api diduga dari Gedung C lantai satu yang terdapat Ruang Perahu Asli, Perahu Tradisional, dan gudang.

"Saya belum tahu pasti asal api, tapi diduga dari Gedung C," kata Sonni.

Sonni melanjutkan, untuk yang di lantai dua museum, terdiri dari ruang miniatur perahu tradisional, ruang navigasi, dan ruang maket Pulau Onrust, serta ruang pameran Perang Laut Jawa.

"Gedung A lantai satu terdiri dari Ruang Perahu Tradisional, Ruang Matra TNI AL. Sedangkan lantai dua terdiri dari Ruang Diorama Legenda Internasional, Nasional, serta Ruang Lukisan Pahlawan Bahari," ujarnya.

 

4 dari 7 halaman

3. Bakar Diorama dan Benda Bersejarah

Kebakaran yang melanda Museum Bahari, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018) pagi menghanguskan tempat penyimpanan koleksi benda-benda bahari bersejarah.

"Asap masih tebal," kata Kepala Museum Bahari Husni Sonizar, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Husni mengatakan, api melahap Gedung A Blok 1 dan 2 dan Gedung C Blok 1 dan 2. Gedung tersebut merupakan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah di bidang bahari.

"Beberapa blok sudah tidak bisa didselamatkan," kata Husni.

 

5 dari 7 halaman

4. Bakar Tempat Penyimpanan Perahu

Kebakaran di Museum Bahari, Jakarta Utara, menghanguskan Gedung C, bagian belakang museum. Gedung C ini merupakan tempat penyimpanan koleksi miniatur perahu-perahu dari seluruh Nusantara. Juga terdapat kantor museum di dalamnya.

Gedung C berderetan dengan Gedung B dan A Museum Bahari.

Untuk menjinakkan api, 21 unit damkar dikerahkan ke lokasi.

"Apinya besar," kata Marury, petugas Museum Bahari, menjelaskan.

 

6 dari 7 halaman

5. PNS Kesurupan

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) kesurupan di ruang tengah Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara. Peristiwa mistis itu terjadi saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selesai melihat kondisi museum.

Saat itu, Anies sudah berada di depan museum atau di Jalan Pasar Ikan dan tengah dimintai keterangan awak media. Tiba-tiba suara orang meronta terdengar dari ruang tengah museum.

Di ruang tengah Museum Bahari, PNS yang diketahui bernama Jayadi itu ternyata sudah dalam posisi tidur dan menggelepar sambil terus meracau. Beberapa orang rekannya berupaya menyadarkan Jayadi.

"Ayo istigfar, istigfar. Tenang, Pak. Jangan kosong, istigfar," ujar salah satu PNS yang berusaha menyadarkan Jayadi di lokasi, Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Jayadi pun seolah tak mendengar dan menghiraukan ucapan orang yang terus memeganginya. Matanya melotot dan terus berusaha melepaskan pegangan dari rekan-rekannya. Sementara minyak gosok terus dilaburkan ke badan dan hidung Jayadi.

Belum selesai menyadarkan Jayadi, ada seorang PNS wanita menjerit kesakitan. Tiba-tiba wanita yang diketahui bernama Aye itu mengaku tidak bisa mengangkat dan menggerakkan kakinya dari ujung lobi museum. Namun, tak berapa lama Aye sadar.

"Kakiku ya ampun. Tolong kok enggak bisa digerakkan, ini kakiku mana?" ujarnya sambil terisak.

"Aduh istigfar. Namanya kejadian begini tuh jangan bengong, jangan kosong pikiran. Apalagi nih museum dibilang aman ya aman, tapi kan juga agak angker ini," tutur seorang petugas Satpol PP mengingatkan Aye.

Aye dan Jayadi pun siuman. Rekan keduanya pun memberikan air minum. Keduanya langsung terlihat lemas dan kemudian dibawa keluar Museum Bahari dengan dipapah.

 

7 dari 7 halaman

6. Baru Direnovasi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, gedung C Museum Bahari yang terbakar, baru selesai direnovasi total pada November 2017. Bahkan, Dinas Pariwisata baru saja melaksanakan rapat antisipasi kebakaran.

"Sebenarnya kalau bicara antisipasi, tadi malam Ibu Kadis memimpin rapat soal itu. Jadi baru rapat tadi malam, paginya kejadian. Jadi kita memang sudah menyiapkan antisipasinya supaya tidak ada kejadian ini, di-review semua tempat-tempat yang ada risiko, disiapkan mitigasinya, disiapkan alat-alatnya," kata Anies di lokasi, Selasa (16/1/2018).

Namun, lanjut Anies, kebakaran telah terjadi. Dia berharap, kondisi ini menjadi pelajaran untuk DKI mengamankan koleksi museum.

Gedung yang dibangun sejak 1771 ini pun sudah diasuransikan dan mengandung nilai sejarah tinggi.

"Bangunan (dulu) menjadi tempat penyimpanan rempah-rempahnya VOC waktu itu. Jadi ini salah satu gedung memang punya catatan sejarah panjang. Nah di Jakarta, tempat-tempat seperti ini kita amankan, nanti kita akan pasti review semuanya," kata dia.

Sebagai bahan evaluasi kebakaran Museum Bahari tersebut, ada dua langkah yang dilakukan Pemprov, yaitu pertama mengamankan seluruh koleksi yang ada di sini, dan hanya yang berkepentingan yang bisa masuk.

Kedua, barang-barang yang masih ada di sini harus bisa diselamatkan. Karena merupakan barang yang punya nilai sejarah.

"Tadi ada yang tanya berapa nilai kerugiaannya, ini priceless, nggak bisa dinilai dengan rupiah," Anies Baswedan menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.